jatimnow.com - Langkah kreatif dari Suparto untuk menyiasati harga jeruk yang terus turun dengan membuka agro wisata di Ponorogo membuahkan hasil.
Wisata petik jeruk di kebun Pak Bedjo yang berada di Dusun Ndoro, RT 01 RW 01 Desa Duri, Slahung menarik animo pengunjung.
Untuk wisata ini, pengunjung dikenakan tiket masuk dan makan ditempat Rp 10 ribu. Jika dibawa pulang, perkilonya pengunjung membayar Rp 7 ribu.
Baca juga: Ini Cara Anggota DPRD Agus Wicaksono Dorong Produktivitas Petani Lumajang
Suparto mengatakan baru tahun ini dibuka wisata petik jeruk untuk umum. Sebelumnya, kebun jeruknya miliknya hanya sekedar untuk pribadi. Hal ini dilakukan karena harga jeruk terjun bebas dari tahun-tahun sebelumnya.
"Saat ini, harga jeruk dibeli dengan harga Rp 5 ribu oleh tengkulak. Mensiasati harga yang terus turun membuat tempat ini dibuka untuk agrowisata," katanya, Rabu (21/8/2019).
Ia menjelaskan di kebunnya terdapat 250 batang pohon jeruk yang tengah berbuah. Total ada 4 kuintal jeruk yang bisa dipanen di lahan ini. Pengunjung bebas memetik jeruk yang ingin dicicipi.
Diakuinya, usaha yang ditekuninya sekarang masih hanya coba-coba saja. Jika memang lebih menguntungkan, dirinya berjanji akan tetap membuka agrowisata jeruk setiap panen.
Dengan sistem agrowisata, menurut Suparto, dia bisa meraup keuntungan dan biaya perawatan pohon jeruk tertutupi.
"Kalau dipanen tengkulak, pasti rugi. Kalau dibuka untuk agrowisata, hasilnya lumayan," katanya.
Baca juga: Hari Krida Pertanian 2024, Pemkab Jember Luncurkan J-Sultan
Pihak pemerintah desa juga melirik usahanya. Ia diminta untuk membuka agrowisata petik jeruk di kebun milik pemerintah desa.
"Ya ini akhirnya saya juga membantu pemerintah desa. Tapi konsepnya lebih berbeda lagi. Karena lebih matang," terangnya.
Sekretaris Kecamatan Slahung, Paras Paravirodhena mengatakan di Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo awalnya hanya ada satu wsiata petik jeruk.
Namun karena wisata itu berkembang akhirnya menjadi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Kami mendukung saja karena lebih menguntungkan daripada dijual kepada tengkulak," katanya.
Baca juga: Melihat Budi Daya Melon Berbasis IoT di Kediri: Petani Ringan, Rasa Buah Lebih Manis
BUMDes sendiri tidak hanya menyediakan wisata petik jeruk tetapi juga terdapat makanan khas Slahung.
Darmawan, salah satu pengunjung mengatakan dirinya merasa senang dengan dibukanya wisata petik jeruk. Karena pengunjung bebas memilih dan makan jeruk segar yang langsung dipetik dari pohonnya.
"Bagus untuk menjadi tempat pembelajaran bagi anak-anak untuk lebih mengenal kebun jeruk. Jadi berwisata sambil edukasi," ujarnya.