jatimnow.com - Hanya gara-gara putus cinta, Gatot Wiyono gantung diri di rumahnya di Dusun Gembong, Desa Temenggungan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. Jasad pria berumur 37 tahun itu ditemukan oleh Kasri (60), ibu kandungnya.
Gelagat tidak seperti biasanya ditunjukan Gatot sejak beberapa bulan lalu, setelah cinta yang dirajutnya dengan sang kekasih, kandas. Gatot sering mengurung diri di kamar dan malas berbicara dengan siapapun, termasuk ibu dan adiknya.
Puncak keputusasaan Gatot terjadi sekitar 11.30 Wib, Rabu (11/9/2019). Saat rumah sedang sepi, Gatot diduga bunuh diri dengan cara gantung diri. Kasri, ibunya, saat itu sedang pergi ke sawah. Sedangkan Effendi (25), adiknya, juga tengah bepergian.
Baca juga: Mantan Ajudan Kapolres Tuban Ditemukan Tewas Gantung Diri
Saat Kasri pulang dari sawah, Kasri kemudian menuju kamar Gatot. Bak disambar petir, Kasri mendapati anaknya dalam posisi tergantung. Gatot sudah tidak bernafas hingga membuat Kasri menangis histeris. Tak lama berselang, Effendi datang untuk menenangkan ibunya dan melapor ke perangkat dusun.
Informasi itupun sampai ke telinga polisi. Sejumlah anggota Polsek Udanawu langsung menuju TKP untuk melakukan identifikasi dan olah TKP. Jasad Gatot kemudian dievakuasi.
Baca juga: Warga Bangkalan Gantung Diri Setelah 100 Hari Orang Tua Meninggal
"Korban ditemukan pertama kali oleh ibunya, saat ibunya pulang dari sawah," kata Kapolsek Udanawu, AKP Wahyu Satrio Widodo.
Wahyu menyebut, dari hasil identifikasi dan pemeriksaan saksi-saksi, diduga kuat korban bunuh diri. Hasil keterangan para saksi dan keluarga, Gatot bunuh diri lantaran patah hati.
"Mengarah kuat ke bunuh diri akibat patah hati," beber Wahyu.
Baca juga: Remaja di Blitar Gantung Diri, Gegara Handphone Disita Orang Tua?
Setelah jasad Gatot dievakuasi, keluargnya tidak menghendaki proses autopsi. Keluarganya membuat surat pernyataan yang disaksikan oleh aparat desa setempat. Jasad Gatot pun langsung dimakamkan oleh keluarganya.
"Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Keluargnya juga menolak proses autopsi, sehingga jasad korban kami serahkan ke keluarganya untuk dimakamkan," tambah Wahyu.