jatimnow.com - Sungai Genjong yang berada di Desa Suru, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar diduga tercemar limbah.
Rudi Riyanto, warga sekitar mengatakan sungai ini tercemar sejak tiga bulan terakhir. Sungai Genjong yang tadinya bersih, berubah menjadi keruh dan berbau.
"Warga biasanya mandi sekarang sudah tidak ada. Mancing juga sulit. Sudah melapor ke desa tapi tidak ditanggapi," kata Rudi, Jumat (24/1/2020).
Baca juga: Air Irigasi di Lamongan Diduga Tercemar Limbah, Petani Resah
Ia menambahkan, keruhnya sungai paling parah terjadi pada tiga hari terakhir. Banyak ikan yang mati dan ditangkap warga. Selain itu sungai yang tercemar juga mempengaruhi rasa ikan.
"Rasanya jadi hambar. Rata-rata ikannya dapat satu karung, dua karung," ungkapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, M Krisna Triatmanto menyebutkan sungai tercemar itu dampak dari adanya peternakan sapi perah di wilayah Ngadirenggo, Wlingi.
Pemerintah juga telah menerima laporan dari masyarakat terkait cemaran limbah kotoran sapi tersebut.
"PT Greenfield dalam hal ini memang belum sempurna dalam pengelolaan limbahnya. Sudah ada teguran dari Pak Bupati, juga sudah ada teguran dari DLH Provinsi berupa paksaan pemerintah. Intinya memerintahkan PT Greenfield untuk memperbaiki pengelolaan limbah kotoran ternak," ujar Krisna ditemui diruangannya.
Ia menyebutkan, ada dua hal yang telah diminta pemerintah pada peternakan sapi perah tersebut kaitannya dengan penanganan limbah.
"Dalam hal ini, pertama yakni dengan mereview dokumen amdal yang dimiliki oleh PT Greenfield. Di dalamnya agar melakukan kajian terhadap neraca pengelolaan limbah harus dilakukan. Jadi ada opsi-opsi misal limbah cair itu untuk pupuk," ungkapnya.
Baca juga: Ini Kandungan dalam Air Saluran Irigasi Jabon, Jombang yang Diduga Tercemar
"Setelah itu limbahnya harus diproses dalam IPAL sebelum dibuang ke media lingkungan sesuai baku mutu yang ditetapkan," imbuhnya.
DLH Kabupaten Blitar disebut sudah beberapa kali melakukan pembinaan terhadap peternakan sapi perah tersebut.
Pemkab Blitar telah mengingatkan agar peternakan dengan populasi sekitar sepuluh ribu ekor sapi itu segera mempercepat perbaikan pengolahan limbahnya.
Soal banyaknya ikan yang mati, Krisna belum bisa memastikan apakah itu bagian dari dampak limbah kotoran sapi. Sebab hal itu harus melalui beberapa tahapan penelitian.
Baca juga: Terbukti Cemari Saluran Air Gatsu, 4 Pabrik di Jombang Tidak Disanksi
"Tapi memang beberapa waktu yang lalu memang ada dari pembuangan limbah PT Greenfield juga ada yang menyebabkan kematian dari ikan yang ada di Desa Suru, Kecamatan Doko. Itu terus kita pantau dan berharap Greenfield segera mengambil langkah-langkah perbaikan," bebernya.
Ia menambahkan, pihak peternakan sapi perah itu dipanggil Pemprov Jatim terkait paparan progres pengelolaan lingkungan.
Sementara soal penyebab limbah kotoran sapi hingga ke Kali, Krisna belum tahu secara pasti.
"Kita belum bisa memastikan apakah ada unsur kesengajaan atau tidak. Jadi memang harus ada ada pemantauan lebih teliti di lapangan, apakah kelalaian atau kesengajaan. Barangkali ada petugas atau tim yang lebih kuat lagi untuk bisa meneliti ke lapangan dengan lebih teliti. Ada beberapa kemungkinan ya. Disana ada lagun - lagun atau kolam penampungan limbah sementara dan ada aplikasi yang diberikan ke tanah. Di musim hujan ada kemungkinan memang limpahan air hujan menambahkan volume di kolam (limbah). Bisa limbah yang diaplilasikan ke tanah bisa jadi meluap ke tanah," tutupnya.