jatimnow.com - Setelah diperiksa sebagai saksi atas kasus perumahan fiktif berlabel syariah di Ruang Unit Harda Satreskrim Polrestabes Surabaya, Ustaz Yusuf Mansur memberikan ceramahnya di depan ratusan polisi.
Ceramah itu dilakukan Ustaz Yusuf Mansur saat menjadi katib dan imam Salat Jumat di Masjid Baiturrahman Polrestabes Surabaya, Jumat (6/3/2020).
Di depan ratusan jemaah yang mayoritas anggota polisi itu, Ustaz Yusuf Mansur memulainya dari berita acara pemeriksaan (BAP) terhadap dirinya, energi sedekah, kehebatan bersalawat hingga ketaatan seorang anggota polisi terhadap orangtuanya.
Baca juga: Senyum di Wajah Syekh Ali Jaber Sebelum Dimakamkan
"Saya akan ceramah soal kepolisian, yang mudah-mudahan menjadi motivasi luar biasa bagi perjalanan karir panjangnya," tutur Ustaz Yusuf Mansur.
Selain itu dia bercerita, di Tahun 2004 ada dua anggota polisi di Malang yang ingin berhaji dan keinginan dua anggota itu terkabul saat dia bersedekah di atas sorban Ustaz Yusuf Mansur usai Salat Jumat pada waktu itu.
Baca juga: Syekh Ali Jaber akan Dimakamkan di Ponpes Daarul Quran
"Saya pernah ceramah di Malang waktu itu kapolresnya kayak Arab Pak Abdurahman kalau ndak salah. Saya berceramah tentang sedekah dan wajib sebagai amalan yang bisa dipilih. Waktu itu selesai ceramah dan saya bilang ada sorban taruh depan saya kita taruh berdoa apa yang jadi hajatnya masing-masing sedekahin minta sama Allah SWT. Saya bilang sama pak kapolres, ini tolong sedekah dikasihkan ke sekitar," ungkapnya.
"Jadi, dua polisi bilang, saya pingin haji tahun ini juga, yang daftar aja udah nunggu tapi ini yang naruh sedekah di sajadah udah minta berangkat kun fayakun, kalau Allah punya tita ya titanya dia. Ini cerita asli bukan main-main," tambah Ustaz Yusuf Mansur.
Baca juga: Pemkab Banyuwangi Gelar Doa Bersama Ustad Yusuf Mansur
Selain itu, sambungnya, baru saja datang Kombes Ibrahim untuk cerita menceritakan amalan tentang salawat yang selalu ia baca tiap hari. Dan suatu saat dengan salawat dan birul walidain kepada orangtua, pintu rezekinya terbuka lebar.
"Dia bercerita kalau membaca salawat itu ia lakuin dari zaman mayor (kompol), hingga ia pindah-pindah amalan salawat itu selalu dilakukan. Ditambah ia selalu dekat ama orangtua, bahkan orangtuanya dibuatkan rumah di samping rumahnya dan itu semata-mata hanya ingin mencium tangan dan meminta doa dari orangtuanya saat akan berangkat kemanapun. Baginya hal itu yang menjadikan dia mencapai pangkat kombes dengan mudah," ulasnya.