jatimnow.com - Pemerintah Kota Surabaya memastikan telah bekerja sesuai dengan prosedur dan tahapan yang ketat untuk menangani kasus Covid-19 di pabrik rokok PT HM Sampoerna Kali Rungkut.
"Jadi kami bisa membantah apa yang disampaikan Gubernur (Khofifah) bahwa ada laporan tanggal 14 April, itu keliru. Jadi bukan perusahaan (Sampoerna) yang melapor, tapi kami yang memanggil, karena kami yang menemukan. Jadi itu tanggal 16 bukan 14," kata Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser di Balai Kota Surabaya, Sabtu (2/5/2020).
Bukan tanpa alasan Fikser membantah pernyataan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menyebut Pemkot Surabaya terlambat menangani kasus Covid-19 di Sampoerna tersebut.
Baca juga: Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75
Fikser membeberkan bahwa yang menemukan pertama kali karyawan Sampoerna terkonfirmasi positif Covid-19 adalah tim dari Pemkot Surabaya.
"Berawal dari seorang pasien dalam pengawasan (PDP) pada pada 2 April. Dia sakit dan periksa di klinik perusahaan. Kemudian dirujuk 9 April di salah satu rumah sakit (RS) di kawasan Darmo. Lalu 13 April dilakukan tes swab di RS berbeda," jelas Fikser.
Kemudian pada 16 April, tim dari pemkot akhirnya mengetahui nama dan alamat pasien tersebut, sekaligus mengetahui bahwa pasien ini adalah karyawan Sampoerna.
"Tanggal 16 April itu kami melalui dinas kesehatan mengundang manajemen Sampoerna untuk kita sampaikan bahwa ada karyawannya yang positif Covid-19," jelasnya.
Saat dipanggil itulah, Pemkot Surabaya meminta agar Sampoerna melakukan rapid test dan mengisolasi seluruh karyawannya.
"Di sana ada 506 pekerja. 123 dirapid test dan hasil reaktif atau positif. Kemudian kita minta swab. Setelah kita dapat bantuan alat swab, baru 48 yang disawab dan 30 pekerja terkonfirmasi positif," sambung Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya drg. Febria Rachmanita.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen
Selain itu, Pemkot Surabaya juga meminta Sampoerna mengisolasi karyawannya di salah satu hotel. Juga dari hasil tracing puskesmas, pemkot melakukan pemantauan 14 hari untuk diberikan permakanan.
"Kami bahkan memfasilitasi untuk mencarikan tempat tidur. Dan sudah ada 100 tempat tidur untuk karyawan sampoerna itu," ungkap Febria.
Sementara Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Eddy Christijanto mengaku, setelah memanggil Sampoerna, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan Sampoerna.
"Kita komunikasi hampir satu minggu dengan Sampoerna sampai akhirnya Sampoerna ketemu Bu Wali pada 26 April. Di sana disampaikan, tolong Sampoerna tutup. Dan seluruh yang positif rapid test segera diisolasi di hotel," beber Eddy.
Pagi harinya atau 27 April Sampoerna sepakat mengisolasi seluruh karyawannya yang positif rapid test di hotel wilayah timur.
Baca juga: Ini Penjelasan Pakar Virologi Mengenai Virus Corona Varian Lambda
"28 April kami telepon lagi, 29 April kami hubungi lagi. Akhirnya jam 13.00 Sampoerna melakukan isolasi karyawannya itu di hotel wilayah timur. Dan anggota kami tempatkan di sana. Dan benar 98 orang diisolasi di hotel itu," sambung Eddy.
Tidak hanya itu, tim dari Pemkot Surabaya juga melakukan penyemprotan disinfektan setiap hari di area pabrik rokok Sampoerna di Kali Rungkut, Surabaya.
"27 April kami melakukan penyemprotan sampai tadi malam di Sampoerna. Kami juga menyebar kasatgas kami sesuai 30 itu yang tersebar di 14 kelurahan. Kami sampaikan ke ketua RT dan RW, jangan sampai keluarga karyawan ini terkucilkan. Kita juga minta kepada Sampoerna untuk membackup isolasi mandiri keluarga karyawannya," tandas Eddy.
Bahkan hari ini, Pemkot Surabaya memfasilitasi 30 karyawan Sampoerna yang hasil swab-nya positif Covid-19 itu untuk dimasukkan ke dua rumah sakit.