jatimnow.com - Munculnya reklame Eri Cahyadi yang 'tebar pesona' dinilai tidak patut. Pasalnya Eri sampai sekarang statusnya sebagai pegawai negeri sipil atau aparatur sipil negara (ASN). Apalagi Eri sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.
"Sebenarnya (pemasangan reklame) itu tidak patut. Kenapa, karena dia masih ASN," ujar politisi Golkar Pertiwi Ayu Krishna, Sabtu (1/8/2020).
Baca juga:
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
- Klaim Penerus Risma, Pejabat Publik ini 'Tidak Malu-Malu' Lagi
- Politisi PKB Minta Eri Cahyadi Mundur dari Pemkot Surabaya
Ayu yang juga Ketua Komisi A DPRD Surabaya ini mengatakan, tidak masalah bagi ASN yang ingin maju sebagai calon kepala daerah.
Asalkan yang bersangkutan harus mundur dari ASN sesuai Undang-Undang Nomor 10 tahun 2016 tentang pemilihan gubernur, bupati dan wali kota.
"Kalau memang niat mau maju. Ya maju saja silahkan, tapi harus mengundurkan diri (dari ASN)," tuturnya.
Ia mencontohkan, ketika notaris, pengacara, direktur atau komisaris di badan usaha milik negara atau daerah, maju sebagai calon legislatif pun harus mundur dari jabatan tersebut.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Ayu yang juga penasehat Fraksi Golkar DPRD Kota Surabaya ini menambahkan, sebagai calon pemimpin harus memiliki etika juga. Pemasangan reklame itu, Eri juga dinilai tidak beretika.
"Calon pemimpin ya harus memiliki etika. Itu (reklame bergambar Eri) tidak beretika. Dia kan belum mengundurkan diri dari ASN. Buat siapapun tidak hanya Pak Eri, kalau mau maju ya harus beretika yang baik," tuturnya.
Apabila Eri nanti berkilah bahwa reklame tersebut bukan dirinya yang menyuruh pasang. Kata Ayu, masyarakat Surabaya bukan orang-orang bodoh.
"Kita-kita bukan orang bodoh. Masyarakat Surabaya nggak bodoh. Mereka sudah tahu, mau dibohongin apa. Apalagi sebelum-sebelumnya sudah sering membohongi. Rakyat jangan dibohongi lagi," ujarnya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
"Seingat saya tentang pembangunan di kampung. Kan anggota dewan mengusulkan hibah untuk pembangunan di kampung. Ternyata ujung-ujung dicut (dibatalkan), alasannya inilah, itulah. Masyarakat sudah jenuh dengan kebohongan itu," tambahnya.
Salah satu ketua di Golkar Surabaya berharap, pemimpin Kota Pahlawan ke depan harus beretika dan hati yang bersih.
"Kalau mau maju, ya maju sajalah dengan baik, sesuai aturan dan hati yang bersih. Pesan saya, berilah contoh yang baik untuk rakyatnya," harap Ayu.