Pixel Code jatimnow.com

Kisah inspiratif Dokter Gigi Zahra, Sang Dokter Gigi Bawa Misi Kemanusiaan

Editor : Ni'am Kurniawan   Reporter : Ali Masduki
drg. Zahrotun Riyad, alumni Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 1997.  (Foto: dok Pribadi)
drg. Zahrotun Riyad, alumni Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 1997. (Foto: dok Pribadi)

 

jatimnow.com - Kisah inspiratif datang dari drg. Zahrotun Riyad, alumni Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 1997.

Lebih dari 20 tahun hidupnya diabdikan untuk menjangkau pulau-pulau terpencil di Kepulauan Galang, Batam, membawa misi kemanusiaan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

Zahra, sapaan akrabnya, memulai pengabdiannya sebagai dokter gigi PNS pada tahun 2010 di Kepulauan Galang, wilayah yang terdiri dari 104 pulau, dengan 40 pulau berpenghuni. Di sana, ia menyaksikan betapa sulitnya akses layanan kesehatan bagi warga.

"Penduduk harus ke puskesmas yang jaraknya jauh dan sewa kapal yang hampir satu juta. Rata-rata kampung mereka pun belum ada listrik, hidup dari genset," ungkap Zahra.

Berangkat dari kondisi tersebut, Zahra bersama rekan-rekannya merintis Warung Gigi, sebuah inisiatif pelayanan kesehatan gigi keliling. Dengan ransel berisi peralatan dan obat-obatan, Zahra mendatangi langsung masyarakat yang membutuhkan.

"Sebenarnya itu di luar bayangan seorang dokter gigi. Sementara saya membawa alat dengan ransel, obat obatan dan anastesi," terangnya.

Baca juga:
Kisah Inspiratif Aries Photo, Fotografer dan Konten Kreator asal Ponorogo

drg. Zahrotun Riyad bersama warga Kepulauan Galang, Batam. Foto: dok Pribadidrg. Zahrotun Riyad bersama warga Kepulauan Galang, Batam. Foto: dok Pribadi

Tak hanya masalah kesehatan gigi, Zahra juga menemukan permasalahan lain di Kepulauan Galang, yaitu tingginya angka anak di bawah umur yang hamil di luar nikah. Hal ini mendorongnya untuk merancang program edukasi kesehatan reproduksi dan psikologi remaja di sekolah-sekolah.

Ia membentuk program Konselor Remaja Nusantara (KRN) yang melatih siswa menjadi psikolog sebaya atau teman curhat. "

Baca juga:
Belajar Kreatif di Balik Penjara, Siapkan Diri Kembali ke Masyarakat

Karena meskipun mereka jauh dari teknologi, keterbatasan pengetahuan dari seks bebas masih minim," ungkapnya.

Di balik pengabdiannya yang luar biasa, Zahra mengakui adanya berbagai tantangan, terutama medan geografis yang sulit. Namun, pengalaman organisasi semasa kuliah dan kedekatannya dengan para dosen UNAIR menjadi motivasi kuat untuk terus mengabdi.

Atas dedikasinya tersebut, Zahra menerima berbagai penghargaan bergengsi, seperti Dokter Teladan Nasional (2016) dan CNN Indonesia Heroes (2017). Namun, baginya, penghargaan itu hanyalah bonus dari pengabdian panjang yang ia jalani dengan hati.