jatimnow.com - Himpunan Tenaga Pendidik Anak Usia Dini (Himpaudi) di Surabaya mengeluhkan kecilnya jasa pelayanan (jaspel) tenaga pendidik para guru PAUD.
Guru PAUD hanya menerima jaspel Rp 250 ribu per bulan dari Pemkot Surabaya. Uang jaspel mereka bahkan tidak sama dengan Jaspel Pos PAUD Terpadu (PPT).
"Untuk sekarang kesenjangan jaspel sudah ada gap antara PPT di Balai RW yang terima Rp 400 ribu per bulan, sementara kita kelompok bermain dan TK yang notabene kerjanya lebih panjang, apalagi harus S1 PAUD, hanya dapat Rp 250 ribu per bulan," ujar Ketua Himpaudi Surabaya, Agus Setiyono saat silaturahmi dengan Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, Kamis (8/10/2020).
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Menurut Agus, guru PAUD selama ini dinomor sekiankan oleh Pemkot Surabaya atau Dinas Pendidikan Surabaya. Setiap kali Himpaudi mengadakan acara, wali kota Surabaya atau kepala dinas pendidikan tidak pernah datang.
"Paling yang datang hanya sekelas kasi atau kabid, kalau wali kota atau kadisnya ngak pernah. Sedangkan di daerah lain itu bupati atau wali kotanya datang, kita juga mau audisensi juga ngak pernah diterima," ungkapnya.
Karenanya, Haimpaudi menginginkan adanya perubahan di Surabaya. Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno (MAJU) diyakini mampu mengayomi guru-guru PAUD se-Surabaya.
"Saya yakin MAJU bisa membawa perubahan, kan sudah terbukti sepak terjang Pak Machfud selama di kepolisian," ujarnya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Machfud Arifin menerima keluhan para guru PAUD se-Surabaya dan menurutnya menjadi bahan evaluasi ke depan.
"Kesejahteraan para guru PAUD harus bisa dijamin oleh Pemkot," tegas Machfud.
"Mau pakai tempat acara Himpaudi nggak pernah dikasih, diundang nggak datang. Ini harus menjadi bahan evaluasi," imbuhnya.
Alumni SMPN 1 Surabaya ini menilai peran guru PAUD sangat urgen untuk anak-anak Surabaya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
"Mereka pembina untuk anak-anak usia emas Surabaya, makanya kesejahteraannya harus diperhatikan," tukas arek Ketintang Suroboyo ini.
Lita Machfud Arifin yang ikut hadir dalam pertemuan itu mengaku tujuan MAJU dalam Pilwali Surabaya hanya ingin membantu masyarakat tempat kelahiran Machfud Arifin.
"Tidak lagi ngejar jabatan karena sudah jadi Kapolda tiga kali, juga tidak alasan ekonomi karena kami punya bisnis sendiri, tapi hanya ingin membantu masyarakat Surabaya," ujarnya.