jatimnow.com - Ratusan masyarakat beserta tokoh adat yang dimotori Laskar Sasak berkumpul melakukan ritual Nyentulak atau prosesi doa tolak balak di Dusun Biluk, Desa Biluk Petung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Selain acara adat Nyentulak, Laskar Sasak juga menginisiasi acara adat lainnya di wilayah adat Bayan Kabupaten Lombok Utara tepatnya di Desa Senaru, lereng Gunung Rinjani yang berada di Kecamatan Bayan.
Prosesi adat Bayan itu berupa pengukuhan pemangku hutan kawasan Gunung Rinjani yang sangat sakral di kawasan pemukiman adat Desa Senaru yang terdiri atas 17 rumah adat yang hingga kini terjaga kelestariannya.
Baca juga: Laskar Sasak untuk Indonesia Terus Digelorakan
Ketua Laskar Sasak, Lalu Taharuddin mengatakan pihaknya tetap berupaya untuk melestarikan warisan leluhur di bumi Lombok termasuk keberlangsungan kedua prosesi adat itu baik acara Nyentulak (doa tolak balak) serta pengukuhan pemangku hutan kawasan Bayan Lombok Utara.
"Laskar Sasak tetap konsisten dan istiqomah menjaga kelestarian warisan leluhur di bumi Lombok yang identik dengan istilah seribu masjid ini. Ini semua sebagai bagian dari Lombok Mercusuar, memperkuat tradisi dan budaya dalam rangka menyuarakan Nasionalisme dari Bumi Lombok," kata Lalu Taharuddin dalam siaran pers yang diterima redaksi, Rabu (3/2/2021).
Prosesi Nyentulak berupa doa bersama tolak balak itu dilakukan para tokoh adat duduk bersila di Berugak, sebuah tempat terbuat dari bambu beratap alang - alang melaksanakan prosesi upacara adat yang dipimpin Mamaq Lokaq, Tetua adat Desa Biluk Petung.
Kidung Suci betaburan yang disampaikan oleh para Mamaq Lokaq, berdoa agar bangsa dan negara ini dapat segera menyelesaikan seluruh permasalahan yang mendera.
Selain para masyarakat adat serta tokoh adat dari wilayah sekitar Sembalun serta perwakilan dari Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara serta Kota Mataram, juga hadir Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Gita Ariadi, Kabinda NTB, Direktur Intekam Polda NTB, Wakil Bupati Lombok Timur, Kapolres Lombok Timur beserta forkopimda NTB serta Lombok Timur.
Kepala Badan Intelijen Negara (Kabinda ) NTB, Wahyudi Adisiswanto menyampaikan upacara adat yang telah dilaksanakan semata merupakan upaya silaturahmi.
"Pertemuan kali ini hakekatnya merupakan upaya menjalin silaturahmi diantara masyarakat Suku Sasak yang memang sangat kental dengan budaya gotong royongnya," katanya.
Wahyudi menjelaskan, Suku Sasak memiliki karakter dan kepribadian yang kuat yang bersandar pada konsep trilogi yakni pengabdian kepada Tuhan, persatuan dengan manusia dan tetap menjaga keseimbangan alam.
Baca juga: Konservasi SDA di Gunung Rinjani Harus Libatkan Masyarakat Adat
"Konsepsi ini dapat diadopsi sebagai upaya menanggulangi berbagai persoalan yang sedang dan akan dihadapi bangsa dan negara," tegasnya.
Sekdaprov NTB, Lalu Gita Aryadi mewakili Gubernur NTB menyampaikan terdampak Covid-19 yang terus bertambah, seperti sulit dikendalikan dengan pertimbangan akal sehat.
"Karenanya, terlaksananya doa tolak balak yang dilakukan masyarakat adat merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk memohon kepada Allah agar bangsa ini keluar dari Pandemi Covid-19," ujarnya.
Lalu Gita berpesan agar warga NTB senantiasa mematuhi anjuran pemerintah untuk disiplin menjalan protokol kesehatan.
"Doa bersama penting untuk dilaksanakan, tetapi ihktiar dengan mematuhi protokol kesehatan juga harus tetap dijalankan, dengan memakai masker, mencuci tangan menjaga jarak, dan mengurangi kegiatan yang berpotensi menularkan virus Corona," pesannya.
Sedangkan Wakil Bupati Lombok Timur, H Rumaksi menyampaikan selama hidupnya baru kali ini menyaksikan acara Nyentulak yang dilaksanakan secara adat.
Baca juga: Laskar Sasak Deklarasi Masyarakat NTB Kecam Kekerasan dan Terorisme
"Saya berharap bahwa dengan acara ini, kita dapat segera keluar dari Pandemi Covid-19 berikut persoalan lainnya, sehingga persoalan kehidupan dapat pulih kembali," ujarnya.
H Purnipe, pemangku Adat Desa Biluk Petung menyatakan doa bersama dalam prosesi Nyentulak ini adalah upaya agar Lombok, NTB dan bangsa Indonesia terbebas dari marabahaya khususnya Pandemi Covid-19.
"Semua upaya, ikhtiar dilakukan diantaranya ritual adat serta permohonan doa kepada Yang Maha Esa. Ini upaya lahir dan batin agar bisa keluar dari Pandemi covid-19. Semua ini proses menuju tawakal kepada Yang Maha Esa," kata Purnipa.
Acara Nyentulak diakhiri dengan lantunan doa suci yang dibawakan Ki Bajang Sembalun.