jatimnow.com - Bisnis kue kering pada momen lebaran memang menjanjikan, orderan kue yang biasanya digunakan sebagai suguhan lebaran tersebut mengalir deras.
Banyak pedagang musiman kue kering bermunculan pada bulan ramadan menjelang lebaran. Mereka rela beralih dagangan lantaran keuntungan yang menggiurkan.
Seperti yang dilakukan oleh Nurwatini (53). Warga Karanggayam, Tambaksari, Surabaya ini aktifitas sehari-harinya sebagai penjual nasi, namun menjelang lebaran, Nurwanti beralih aktivitas memproduksi kue kering.
Baca juga: Aktivitas Trading Aset Kripto Meningkat di Momen Ramadan 2024
"Bisnis ini saya lakukan kurang lebih 23 tahun terakhir selama bulan ramadan. Alhamdulillah omsetnya pun lumayan," kata Nurwatini saat diwawancarai jatimnow.com, Senin (11/6/2018).
Menurutnya omzet penjualan kue kering paling tinggi dibanding kue-kue basah. Dalam dua pekan ini saja pesanan yang diterimanya telah mencapai 410 toples.
"Alhamdulillah, Keuntungannya bisa mencapai 30 persen dari total penjualan, tahun kemarin saja keuntungannya kurang lebih Rp 50 juta dari 4000 toples kue kering yang saya produksi,” ungkapnya.
Baca juga: Ramadan 2024, DPRD Surabaya Ajak Warga Limpahkan Syukur dan Berlomba Kebaikan
Banyak variasi kue yang diproduksi Nurwantini, diantaranya kastengel, nastar, brownis cookies, semprit, putri salju, bangket mawar, wijen keju, sagu keju, sabit mente kuning dan coklat. Pertoplesnya ia bandrol berkisar antara Rp 32.000 hingga Rp 35.000.
"Harganya murah dan kwalitasnya stabil. Harga segitu karena saya juga melayani distributor," ujarnya.
Meski demikian para pedagang tersebut seringkali tidak bisa meraup banyak untung jika bahan-bahan kue melonjak drastis pada awal ramadan.
Baca juga: Pemkab Probolinggo Gelar Pasar Murah Selama Ramadan, Simak Jadwalnya
"Bahan kue harganya juga naik, supaya produk saya tetap laku saya ambil untungnya juga tipis, Apalagi lebaran tahun ini bebarengan dengan pendaftaran masuk sekolah baru," tukasnya.
Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Arif Ardianto