jatimnow.com - Ngadi, asal Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo dengan sukerela setiap harinya menjaga keselamatan para pelintas yang akan menyeberang perlintasan kereta api tanpa palang pintu.
Dengan menggunakan dua bendera warna hijau dan merah, kakek berusia 55 tahun itu memandu para pengguna jalan yang akan melintasi rel KA.
"Saya mulai bekerja sebagai penjaga perlintasan kereta tanpa palang pintu sudah enam tahun silam hingga saat ini," kata Ngadi kepada jatimnow.com, Kamis (1/7/2021).
Baca juga: Cegah Kecelakaan di Perlintasan, Pemkab Kediri Gencar Pemasangan Palang Pintu
Ia dengan penuh semangat mengatur kendaraan yang akan melintas meski dirinya di bawah terik matahari.
"Pekerjaan ini merupakan keinginan saya untuk bisa mengurangi dampak kecelakaan akibat laka kereta api. Sehingga saya bekerja tanpa ada gaji apapun," jelasnya.
Ia membenarkan jika terkadang mendapatkan belas kasihan dari pemberian warga yang melintas.
Baca juga: Kecelakaan Kereta Api Vs Truk di Lamongan, Polisi Periksa 2 Penjaga Palang Pintu
"Saya tetap memandu pelintas jalan meski mereka tidak memberikan imbalan. Namun terkadang dalam sehari mulai pagi hingga petang hasil pemberian kadang mendapatkan Rp 50 ribu kadang pula tidak mendapatkan apa apa. Tetapi saya tetap ikhlas membantu pelintas jalan," ucap kakek ini.
Disebutkannya, sebelum menjadi penjaga dan pemandu di perlintasan, di lokasi ini kerap kali terjadi kecelakaan hingga menelan korban jiwa.
"Alhamdulilah, semenjak saya bekerja sukarela mengarahkan pelintas jalan, di sini tidak ada kecelakaan lagi," ungkapnya.
Baca juga: Ibu Rumah Tangga di Sidoarjo Tewas Tersambar KA Jenggala
Ngadi juga mengaku saat ini membutuhkan tempat berteduh di area pelintasan. Karena saat ini lokasinya belum ada tenda atau semacam tempat peristirahatan dari sengatan matahari.
"Apalagi kalau malam hari di jalur perlintasan ini tidak ada lampu untuk penerangan," tegasnya.