jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri haul ke 51 KH Ali Manshur Shiddiq secara virtual di Grahadi, Surabaya, Kamis (3/9) malam.
Acara haul ini sendiri diselenggarakan secara hybird dari makam KH Ali Manshur Shiddiq di Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Tuban.
Gubernur memberikan penghargaan yaitu piagam dan lencana Tanda Kehormatan Jer Basuki Mawa Beya Emas kepada KH Ali Manshur Shiddiq sebagai pencipta syair Salawat Badar yang diwakili oleh ahli waris, Saiful Ali Manshur.
Baca juga: Pj Gubernur Jatim Adhy Optimistis Regulasi Baru jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Penghargaan dianugerahkan sebagai bentuk pengakuan dan kehadiran negara di ranah kebudayaan dan perjuangan keagamaan-kebangsaan.
"Kami sampaikan terima kasih atas perkenan kehadiran keluarga besar dari almarhum KH Ali Manshur, Gus Saiful Islam Ali Manshur untuk menerima apresiasi penghargaan Jer Basuki Mawa Beya Emas yang merupakan tanda kehormatan tertinggi dari Pemprov Jatim," ungkap Khofifah dalam siaran pers ke redaksi, Sabtu (4/9/2021).
Khofifah menjelaskan, bahwa Salawat Badar ini diciptakan oleh KH Ali Manshur Shiddiq pada Tahun 1962 pasca dekrit 1959 dan jelang meletusnya Gestapu di Tahun 1965. Pada tahun tersebut situasi politik di Indonesia sedang tidak menentu.
Tak hanya itu, di Tahun 1998 di saat Indonesia mengalami krusis moneter yang cukup dalam, media elektronik termasuk televisi dan radio-radio mengumandangkan Salawat Badar.
"Pada saat negara ini mengalami krisis moneter yang sangat dalam tahun 98-99, rasanya peneduh dan penenang dari suasana yang secara ekonomis kita mengalami krisis yang sangat dalam, adalah lantunan dari Salawat Badar," imbuhnya
Salawat Badar merupakan salawat penyemangat bagi kader NU yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Harapannya, syair-syair dan doa salawat tersebut dapat mendorong kegigihan perjuangan pada saat itu sembari mengharap syafaat Nabi Muhammad dan berkah dari Allah SWT.
"Melalui Salawat Badar ini pula, semangat perjuangan para santri dan kaum nahdliyin dapat dikobarkan, karena selama berjuang melawan pemberontakan waktu itu salawat inilah yang selalu dibaca," tutur gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Khofifah menambahkan, atas karya masterpiece dan kepeloporan perjuangan KH Ali Manshur Shiddiq itu, KH Abdurrahman Wahid sebagai Ketua Umum PBNU juga memberi penghargaan Bintang NU pada Muktamar ke-29 NU di PP Krapyak Yogyakarta, pada tahun 1989.
Kemudian, juga dikuatkan lagi dengan Penghargaan Bidang Kebudayaan yang diberikan oleh Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siroj dalam Peringatan Harlah ke-92 NU pada 31 Januari 2018 di Jakarta yang diterima putra bungsu almarhum, H. Saiful Islam Ali.
"Beliau adalah putra daerah asal Jatim yang punya reputasi internasional melalui Syair Salawat Badar, sehingga penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dari Pemprov Jatim kepada beliau," katanya
Untuk itu, lanjut Khofifah selain memberikan penghargaan tanda kehormatan Jer Basuki Mawa Beya Emas, Pemprov Jatim melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim akan segera mengusulkan hasil karya KH Ali Manshur Shiddiq ini sebagai warisan budaya tak benda ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Baca juga: Pj Gubernur Jatim Adhy Dinobatkan jadi Tokoh Keterbukaan Informasi Publik
Menurutnya, pegusulan oleh Pemprov Jatim ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini sangat beralasan karena KH Ali Manshur Shiddiq ini pernah tinggal di beberapa tempat yang berbeda di Jatim diantaranya Tuban, Banyuwangi dan Mojokerto.
"Ini semata-mata bentuk rasa terima kasih tak terhingga dari pemerintah. Sebab, salawat ini merupakan sesuatu yang bisa menjadi bagian dari penyejuk dan penyiram kedamaian di saat bangsa ini mengalami kegelisahan," tandasnya.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, selain pencipta dan penggubah syair Salawat Badar, KH. Ali Manshur Shiddiq merupakan tokoh perjuangan bangsa, anggota konsituante mewakili partai NU, dan tokoh penggerak NU dan pesantren.
Sekaligus, ulama yang memberikan kontribusi pada Indonesia dan Jatim. Pasalnya, karya masterpiecenya yaitu gubahan Salawat Badar yang memiliki reputasi internasional.
"KH. Ali Manshur ini juga anggota konstituante dan berperan dalam perjuangan bangsa, kiranya penghargaan ini selayaknya diberikan kepada beliau," ucapnya.
Khofifah berharap semua pihak meneladani perjuangan beliau. Ini penting, sebab perjuangan tidak harus dengan mengangkat senjata, tapi juga bisa dilakukan melalui syair lagu atau apapun yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap bangsa dan negara.
"Berjuang bisa dilakukan dengan apapun, yang penting adalah berkontribusi pada bangsa dan negara, dan ini bisa dilakukan dengan syair yang membangkitkan semangat juang. Seperti saat ini kita tengah berjuang melawan Covid-19 dengan tetap disiplin prokes. Semoga kita semua selalu sehat," pungkasnya.
Baca juga: Pj Gubernur Adhy Karyono Jamin Pilkada Serentak di Jatim Lancar
Sementara itu, Saiful Ali Mansur sebagai perwakilan dari keluarga menyampaikan bahwa penghargaan Jer Basuki Mawa Beya Emas ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Meskipun sebelumnya juga sudah mendapatkan penghormatan dari PBNU dan lain sebagainya.
Menurutnya, ketika pemerintah memberikan penghormatan ini adalah bentuk dukungan resmi kepada kebudayaan ataupun kepada nilai-nilai salawat yang digunakan untuk memperjuangkan bangsa.
"Kami mewakili keluarga mengucapkan terima kasih sekali kepada Ibu Gubernur dengan adanya penghargaan ini, Terima kasih," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga berkesempatan menerima buku biografi KH Ali Manshur Shiddiq karya Saiful Islam yang berjudul 'Sang Pencipta Salawat Badar' dan buku yang berjudul 'Salawat Badar dan Politik NU Masa Orde Lama karya RM Imam Abdillah".
Kedua buku tersebut diserahkan secara langsung oleh Saiful Ali Manshur sebagai perwakilan ahli waris kepada Gubernur Khofifah. Hadir secara langsung di Grahadi beberapa kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim, dan ahli waris KH Ali Manshur Shiddiq Syaiful Ali Manshur.
Sementara hadir secara virtual Wakil Bupati Tuban, Riyadi, Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, Ketua Rijalul Ansor Nailur Rohman, Ketua PW GP Ansor Jatim Syifiq Syauqi serta pimpinan dari beberapa pondok pesantren di Maibit, Rengel, Tuban.