jatimnow.com - Seakan tidak punya lelah meski miliki segudang aktivitas, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur (Jatim) Anwar Sadad masih mengisi akhir pekannya dengan asyik berdiskusi bersama belasan anak muda.
Pimpinan DPRD Jatim menggelar diskusi politik di kediamannya dengan mengusung tema kamp konsentrasi politik bertagline 'Yuk Sekolah Politik Bersama Anwar Sadad'.
Ditemui disela acara, pria kelahiran Pasuruan itu mengaku sengaja menghibahkan ilmunya kepada para pemuda yang ingin belajar politik bersamanya.
Baca juga: Gerindra Resmi Berikan Rekom Subandi-Mimik Idayana di Pilkada Sidoarjo
"Saya senang mereka mau belajar politik. Tugas kita sebagai senior, memberikan bimbingan anak-anak muda itu karena mereka calon pemimpin di masa depan," tutur Sadad.
Tak ada target yang ingin ia capai. Sadad mengaku, apa yang dilakukannya bermula dari mention dari para pemuda yang ingin menimba ilmu politik darinya.
"Jadi sekalian saja, kita belajar bareng-bareng," ucap keluarga Ponpes Sidogiri, itu.
Peserta tampak antusias mengikuti diskusi tersebut. Perdebatan, hingga dialektika sering kali terjadi. Peserta diskusi tak hanya dari Surabaya, ada pula yang dari Nganjuk, Bondowoso, hingga Sumenep.
"Mungkin mereka ingin menimba pengalaman dari perjalanan politik saya sejak era reformasi sampai sekarang," jelas Sadad.
Baca juga: Gerindra Rekom Eri Cahyadi-Armuji di Pilwali Surabaya 2024
Politisi Gerindra itu menyebut sekolah politik ini sebagai hibah yang bisa mendorong kemajuan berpikir pemuda di Jawa Timur.
"Obsesinya ke arah sana," tegasnya.
Sebagai penganut ajaran Cokroaminoto, lanjut Sadad, lewat acara ini bisa lahir Cokroaminoto muda di era modern saat ini.
"Sebagai ketua parpol tentu saya punya harapan ke arah sana, tapi motivasi peserta kan berbeda-beda. Apa yang saya lakukan ini mungkin versi kecil dari apa yang pernah dilakukan HOS Cokroaminoto di rumahnya dulu di zaman pergerakan," jelasnya.
Baca juga: Prabowo Umumkan Beri Rekom Khofifah-Emil, Gerindra Jatim Siap All Out
Acara yang digelar sejak pagi itu diisi dengan pemaparan materi dan diskusi bersama. Pesertanya pun dibatasi, hanya 15 orang dari total 30 lebih pendaftar, karena keterbatasan luas ruang yang harus menerapkan protokol kesehatan.
"Padahal yang mendaftar untuk bergabung sekitar 30 orang," tutur Fadil, salah seorang staf Sadad.