Jawa Timur - Gerakan Bela Negara (GBN) Jawa Timur menggandeng tokoh nasional menggelar seminar "Bangkitnya Kaum Milenial dalam Gerakan Bela Negara pada Era Pasca Pandemi dalam Rangka Peringatan Sumpah Pemuda 2021" di ruang Sabha Nugraha Dinas Pendidikan Jatim, Rabu (27/10/2021).
Dalam seminar yang digelar secara luring itu, membahas tentang era disrupsi membawa tantangan baru bagi para generasi muda. Dan hal itu bisa dihadapi dengan sikap bela negara yang tertanam dalam diri para milenial.
Ketua Pembina Pelatih Kader GBN Jatim, Tjahyo Widodo menuturkan, peran generasi muda selama Pandemi Covid-19 sudah cukup luar biasa. Ini terlihat dengan munculnya berbagai inovasi untuk membantu masyarakat.
Baca juga: Millenial Sampang Dukung Abah Idi di Pilkada
Juga banyak kreativitas yang dibuat generasi muda untuk membantu roda perekonomi pelaku UMKM.
"Kita juga bisa melihat banyak kegitan wisata yang dipelopori anak muda dengan membuat video eksplore keindagan alam, sehingga wisata sudah mulai menggeliat. Mengeksplor keindahan alam. Dengan peran-peran ini ekonomi Indonesia menjadi peluang dan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan," ujar Tjahyo.
Meski begitu, Tjahyo menyatakan sikap-sikap generasi muda harusnya juga dibarengi dengan makna sumpah pemuda. Di mana dalam sumpah tersebut, kekuatan persatuan menjadi yang utama.
"Kita tahu sumpah pemuda menyatukan bangsa dan suku. Liat di negara manapun, seperti Amerika, kaum India tersisihkan, konflik kulit putih dan hitam. Berbeda dengan generasi muda kita. Tidak ada deskriminatif suku dan budaya. Kemudian dari 700 suku bangsa, bahasa dan budaya menjadi satu. Dalam sumpah pemuda, menjunjung tinggi bahasa persatuan. Landasan ini harus kita perkuat," papar dia.
Diakui Tjahyo, jika saat ini banyak generasi muda bangga dengan bahasa lain. Padahal Bahas Indonesia meruapakan jati diri bangsa. Sehingga diharapkan kebanggaan terhadap Bahasa Indonesia bisa terus tertanam.
Baca juga: Mencari Pemimpin Millenial untuk Surabaya
"Salah satu yang mulai kita apresisi adalah dengan memberikan penghargaan bagi instansi pemerintah maupun swasta yang menggunakan Bahasa Indonesia. Menurut saya mulai sekarang kita mendorong seluruh bangsa indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan," tambahnya.
Sementara anggota GBN Jatim, Hary Soegiri menambahkan, tantangan generasi muda saat ini ada beberapa hal. Pertama, menginjak di era disrupsi. Di mana terjadi perubahan di segala sektor.
Menurut dia, masyarakat harus mengikuti aturan yang ada seperti harus cepat adaptif terhadap inovasi dan digitalisasi. Kedua, tantangan gigs ekonomi.
"Dulu senang menjadi pegawai negeri. Sekarang generasi kita suka bekerja paruh waktu, bekerja di beberapa tempat dan temporari. Yang menjadi ukuran keberhasilan suatu tempat adalah inovasi yang dibuat," ungkap dia.
Baca juga: Millenial Madura Adu Skill Meracik Kopi di Bangkalan
Hary menambahkan, pekerjaan generasi muda bener-benar sudah berbasis digitalisasi. Tantangan ketiga, terkait wawasan kebangsaan bela negara. Bela negara bisa terlihat dalam TNI-Polri.
Namun masyarakat bisa melakukan bela negara dengan berbagai cara. Di pendidikan misalnya, bukti mencintai bangsa terlihat dengan kurikulum wawasan kebangsaan yang berbasis pada Pancasila dan UUD 1945.
"Setiap butir-butir Pancasila perlu dijabarkan dalam pembelajaran kurikulum. Kita bangga terhadap budaya dan hasil karya Indoensia. Apalagi Indonesia merupakan negara besar. Kita tanamkan budaya dan wawasan kebangsaan dan rasa bangga menjadi Bangsa Indonesia," pungkasnya.