Surabaya - Mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menerima 27 peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM).
Mereka disambut Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho di Gedung Graha Prof. Dr. H. Roeslan Abdulgani, kampus setempat, Selasa (30/11/2021).
Puluhan mahasiswa itu datang dari universitas yang berada di lima provinsi, yaitu Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi.
Baca juga: Unisba dan Untag Surabaya Kolaborasi Atasi Masalah Sampah dengan Cara Ini
Rektor Untag Surabaya, Prof Nugroho menyambut para mahasiswa peserta PMM. Selain menceritakan sejarah Untag Surabaya, dia mengaku bangga bisa menerima mahasiswa dari berbagai daerah yang menambah nilai kebhinekaan di Kampus Merah Putih.
"Silahkan berproses selama satu semester ini. Walaupun kalian bukan alumni, tetapi kalian adalah bagian dari kami yang pernah menikmati Kampus Merah Putih," ungkap dia.
Sesuai dengan slogan "Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya" Prof. Nugroho berharap mahasiswa peserta PMM dapat menjadi patriot bangsa yang memegang teguh Bhineka Tunggal Ika.
Baca juga: BSI Siapkan Anggaran Rp10 Miliar untuk Beasiswa Mahasiswa Jatim
Sementara Kepala Biro Akademik Untag Surabaya, Dwi Harini Sulistyawati menambahkan, seluruh peserta PMM sebenarnya telah mengikuti program tersebut dari semester gasal 2021/2022 dan mengikuti perkuliahan secara daring.
"Di sisa semester gasal, para peserta berkesempatan mengikuti kuliah secara luring di Untag Surabaya," tambah Rini.
Rini juga menegaskan bahwa tiap peserta PMM wajib mengikuti program Modul Nusantara.
Baca juga: Mahasiswa KKN UINSA Meninggal Terseret Ombak Saat Berwisata di Pantai Jember
"Mereka akan dikenalkan dengan hal terkait kebhinekaan, refleksi, kontribusi sosial dan inspirasi," tutur dia.
Perwakilan peserta PMM Mahasiswa Universitas dari Tadulako, Muhammad Sahrul mewakili para peserta mendukung penuh toleransi yang dijunjung oleh Untag Surabaya. Selain itu dia mengaku beruntung bisa mengikuti PMM.
"Tidak semua mahasiswa di Indonesia bisa terpilih dalam seleksi PMM dan tidak semua universitas melaksanakan program ini secara luring," ungkap Muhammad.