Surabaya - Aktivis perempuan Lia Istifhama mengapresiasi langkah Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) di Surabaya. PTM untuk jenjang PAUD, TK, SD dan SMP itu bakal dimulai besok, Senin (10/1/2022).
"Salut pada keputusan bijak Kadindik Surabaya (Yusuf Masruh). Dengan adanya PTM, maka anak-anak berkesempatan mendapatkan dampingan secara langsung, bukan lagi virtual. Hal ini penting karena tidak semua pembelajaran bisa lancar jika dilakukan secara virtual," ujar Ning Lia sapaan akrabnya, Sabtu (8/1/2022).
Dirinya menilai, dua tahun sudah para siswa tak merasakan PTM. Tak ada proses sosial yang berlangsung saat pembelajaran virtual.
"Selain aspek kognitif dan moral yang sangat dibutuhkan melalui dampingan langsung, aspek character building siswa akan sangat terbantu jika ada pengamatan langsung oleh guru selama anak-anak di lingkungan sekolah," kata Ketua III Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Taruna Surabaya ini.
Meski demikian, ia meminta Satgas melakukan monitoring secara ketat. Baik Satgas sekolah, hingga kampung. Masyarakat di sekitar sekolah juga diminta turut mengingatkan jika didapati interaksi yang berlebihan antar-siswa.
Selain itu, orang tua juga diminta lebih pro-aktif mendukung program PTM di Surabaya ini dengan mengantar putra-putrinya ke sekolah secara langsung, dan membawakannya bekal ke sekolah.
"Dengan adanya pelaksanaan sekolah daring yang pernah ditempuh, maka kita para orang tua tentunya menjadikan itu semua pengalaman sekaligus pembelajaran berharga. Bahwa bagaimanapun anak-anak berhak dan butuh dampingan belajar yang layak. Kita tidak bisa serta merta menilai mereka bisa mengikuti sesuatu secara virtual seperti halnya orang yang sudah dewasa," jelas Ning Lia yang juga Ketua DPP Perempuan Tani HKTI Jatim.