Lamongan - Penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak rupanya tak terlalu berdampak pada ketersediaan stok daging sapi di Lamongan. Meski resmi ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), harga daging sapi relatif stabil.
Yasin, pedagang daging sapi di pasar rakyat Sukomulyo Lamongan mengaku tidak mengalami pengaruh yang cukup signifikan pada daya beli masyarakat maupun penjualan daging sapi. Meski diakuinya ada sedikit kekurangan pada suplay daging.
"Harganya masih normal, per kilonya naik turun di angka Rp115 - Rp120 ribu. Permintaan pasar sempat melonjak saat Lebaran kemarin," ungkapnya saat di konfirmasi Rabu (11/5/2022).
Baca juga: Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya
Kondisi demikian juga ditunjukkan data yang dihimpun Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamongan.
Harga daging sapi bertahan di angka Rp120 ribu per kilogram terjadi di 4 pasar induk Lamongan yakni Pasar Sukoharjo, Babat, Blimbing, dan Pasar Mantup.
Baca juga: Hujan Angin Terjang Lamongan, Rumah hingga Pasar Rusak
Meski belum terlalu berdampak, Kepala Disperindag Lamongan, M. Zamroni mejelaskan bahwa PMK yang merebak akan menjadi kendala jika berlanjut dan menjalar ke sapi lainya yang berakibat berkurangnya pasokan daging.
"Masih aman, meski ada kendala karena penyakit mulut dan kuku yang lagi ramai sekarang," jelas, M. Zamroni saat dikonfirmasi.
Baca juga: Pintu Air Kuro Lamongan Dibuka untuk Penuhi Kebutuhan Petambak
Perihal kesehatan daging di pasaran, Zamroni menjamin seluruh daging yang dijual adalah hasil penyembelihan dari sapi yang tak terjangkit PMK alias sehat.
"Sedikit banyak mempengaruhi, tapi untuk sapi yang dipotong sudah memenuhi standar dengan pemeriksaan kesehatan hewan," pungkasnya.