Surabaya - Hujan masih terjadi di sebagian besar wilayah Jawa Timur hingga sekarang. Padahal, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat merilis bahwa sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau sejak April, dan puncaknya diprediksi terjadi Agustus mendatang.
"Hujan yang mengguyur Indonesia, khususnya Surabaya dengan intensitas sedang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama ialah La Nina. Kedua suhu muka laut di sekitar Jawa Timur masih hangat. Sehingga terjadi penguapan yang cukup intens yang berakibat menjadi awan (hujan)," terang Kepala BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Daryatno, Selasa (14/6/2022).
Dari pantauan BMKG Maritim Tanjung Perak, secara lokal masih tumbuh awan kumulonimbus di sekitar Surabaya dan Jatim. Awan inilah yang kerap membawa hujan hingga disertai petir.
Baca juga: Warga Jatim Waspadai Bencana Hidrometeorologi Sepekan Kedepan
"Masih tumbuh awan kumulonimbus ini juga masih terjadi adanya petir," jelas Daryatno.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Surabaya Senin 4 November: Mendung Seharian
Tak hanya hujan dengan intensitas sedang dan tinggi, serta petir saja, Daryatno mengatakan masih ada potensi puting beliung. Seperti halnya penampakan funnel cloud atau bibit awan puting beliung di Senori Tuban, Bureh Bangkalan dan Mertani Lamongan.
"Potensi puting beliung masih ada. Masyarakat diimbau hati-hati dan waspada," tegasnya.
Baca juga: Ratusan Nelayan Sedati Sidoarjo Enggan Melaut karena Angin Kencang
Daryanto menyebut, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang diprediksi akan terjadi hingga 16 Juni 2022. Diprediksi juga akan berpotensi banjir (level waspada).
"Itu ada di Surabaya Raya, tapal kuda, Sumenep. Kemudian Tuban, Jombang, Madiun, Ponorogo hingga Pacitan. Update informasi terbaru di laman resmi BMKG," pungkasnya.