jatimnow.com - Suasana Layanan Orientasi Sekolah (LOS) SDN Mojo III/222 Surabaya terlihat lebih riuh dibanding sekolah lainnya. Ratusan siswa terlihat berlarian dan tertawa sembari membawa mainan tradisional di lapangan timur sekolah, Senin (16/7/2018).
Kemeriahan tersebut dikarenakan sekolah ini merupakan sekolah pelestari permainan tradisional.
Hari pertama sekolah bagi siswa kelas 1 ini nampak menyenangkan. Para bocah berusia sekitar 6-7 tahun saling berinteraksi memainkan permainan tradisional. Nampak ada yang berusaha berdiri di egrang batok, ada juga yang saling berkoordinasi berjalan di atas terompa panjang.
Baca juga: Senasib dengan SDN Setono, SDN 1 Bajang Ponorogo juga Tak Dapat Siswa
Kepala Sekolah SDN Mojo III, Sumarlik menjelaskan, melalui permainan tradisional pihak sekolah ingin menanamkan jiwa nasionalisme kepada para siswa yang berjumlah sekitar 900 siswa.
"Dengan mencintai produk dalam negeri, bermain permainan tradisional, jiwa nasionalisme akan terbentuk," ujarnya, Senin (16/7).
Ia menambahkan, selain jiwa nasionalisme, karakter-karakter asli bangsa lain seperti gotong royong, saling menghargai dan menghormati, serta kejujuran juga berusaha tanamkan melalui permainan tradisional.
"Meskipun main di gadgetnya berdua, tetap saja interaksinya kurang. Gak seperti bermain permainan tradisional," terangnya.
Baca juga: SDN Setono Ponorogo Ini Tak Dapat Murid saat Tahun Ajaran Baru
Sumarlik mengungkapkan, kekhawatiran pihak sekolah kepada siswa-siswanya yang mulai ketergantungan dengan permainan di gadget.
"Bukan berarti kita anti terhadap permainan modern seperti yang terdapat dalam gadget. Kita hanya berusaha membentuk karakter anak-anak lewat permainan tradisional dan melestarikannya," imbuhnya.
Program permainan tradisional ini sudah dimulai sejak bulan Januari. Hanya saja hari ini sekolah mendeklarasikan sebagai Sekolah Pelestari Permainan Tradisional bertepatan dengan pembukaan LOS 2018.
Program bermain permainan tradisional ini dinamakan Rabu Ceria. Setiap rabu setelah proses belajar mengajar, semua kompak bermain permainan tradisional.
Baca juga: 5.290 Siswa Baru di Mojokerto Dapat Perlengkapan Sekolah Gratis
Permainan tradisional telah tersedia di pojok tiap ruang kelas, bersebelahan dengan sudut baca. Ada berbagai macam mainan tradisional seperti dakon, bekel, karambol, dan egrang batok.
"Permainan ini bukan sekedar sarana pelestarian dan penanaman karakter. Para guru juga ia instruksikan agar bisa menggunakan mainan tradisional sebagai media pembelajaran seperti matematika yang bisa pakai dakon. Dihitung kalau rumahnya 7 terus dikali 7 jadi berapa," pungkasnya.
Reporter: Arry Saputra
Editor: Arif Ardianto