Lamongan - Sejumlah petani di Lamongan terpaksa panen lebih awal. Pasalnya, tanaman padi mereka roboh diterjang angin. Keputusan melakukan panen lebih awal untuk meminimalisasi kerugian.
Pantauan jatimnow.com, sebagian besar lahan padi di Desa Deket Kulon, Kecamatan Deket, Lamongan, kini mulai dipanen. Minggu (14/8/2022) lalu, angin yang menerjang membuat tanaman padi roboh. Salah satu petani yang memilih mempercepat panen adalah Muhaimin. Meski diakuinya masa panen harusnya pada minggu depan.
"Nyaris seluruh padi di tanah seluas setengah hektare roboh. Dipanen saja daripada terancam rugi," ungkap Muhaimin, Kamis (18/8/2022).
Baca juga: Ini Cara Anggota DPRD Agus Wicaksono Dorong Produktivitas Petani Lumajang
Padi yang roboh bisa menurunkan harga jual gabah. Selain bercampur dengan lumpur, padi yang basah biasanya dihargai murah.
"Kerugiannya gabah kotor dan basah itu dapat menurunkan harga jual. Makanya menunggu 5 hari sejak roboh baru di panen untuk mengeringkan tanaman yang basah tadi," terangnya.
Baca juga: Hari Krida Pertanian 2024, Pemkab Jember Luncurkan J-Sultan
Belum lagi cuaca kemarau basah. Hujan yang tak dapat diprediksi dapat mengakibatkan gagal panen.
"Ini saya untung cuaca panas. Jadi gabah kering dan harga jual masih tinggi. Per tonnya dihargai Rp5,4 juta. Kalau hujan itu bisa Rp3,8 juta saja," ucapnya.
Baca juga: Melihat Budi Daya Melon Berbasis IoT di Kediri: Petani Ringan, Rasa Buah Lebih Manis
Meski demikian, keputusan untuk melakukan panen lebih awal bukan tanpa resiko. Hal itu dapat berdampak pada berat, isi dan kualitas gabah.
"Ini saya masih beruntung, sudah mendekati masa panen. Ada lainnya yang masih berumur muda roboh itu harus didirikan lagi dan mengeluarkan biaya tambahan," tukasnya.