jatimnow.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong para pendiri perusahaan rintisan atau startup untuk menangkap peluang di tengah krisis global melalui pemanfaatan teknologi. Hal itu sebagai dampak pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia dan Ukraina yang memicu trejadinya krisis pangan, energi, hingga finansial.
“Urusan masalah krisis pangan, urusan pangan ke depan ini akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi. Itu adalah kesempatan, itu adalah peluang, itu adalah opportunity,” ujar Presiden Jokowi saat membuka BUMN Startup Day di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, seperti dikutip dari situs resmi Setkab, Selasa (27/9/2022).
Presiden menambahkan, saat ini porsi ekonomi digital di sektor agrikultura baru sebesar 4 persen. Angka itu masih di bawah sektor fintech yang sebesar 23 persen dan retail sebesar 14 persen.
Baca juga: Kaesang Dicurhati Warga Kota Malang: Minta Sertifikat Rumah hingga Pekerjaan
“Hati-hati, ini ada kesempatan besar di situ. Karena di dalam urusan pangan ada yang namanya urusan produksi, urusan distribusi, urusan pasar. Di sini ada peluangnya semuanya, urusan distribusi ada, urusan produksinya ada, urusan pasarnya ada, peluang semuanya,” ujarnya.
Kepala Negara menyampaikan, terdapat beragam komoditas yang dapat dikembangkan di sektor pangan. Target konsumennya yang dapat disasar juga beragam. Mulai dari petani hingga ibu rumah tangga.
“Pangan tidak hanya beras, hati-hati, ada sorgum, ada porang, ada cassava, ada sagu, dan lain-lainnya. Sehingga ini menjadi sebuah peluang besar dan target konsumen dari petani di ladang, dari nelayan di lautan, sampai masuk melompat ke dapurnya ibu-ibu rumah tangga. Peluangnya sangat besar sekali,” ucapnya.
Tak hanya di sektor pangan, Presiden Jokowi juga meminta perusahaan rintisan untuk memaksimalkan peluang di sektor kesehatan. Misalnya, pengembangan telemedisin.
“Kami ini negara dengan 17 ribu pulau, 514 kabupaten/kota, 34 provinsi, apa yang bisa kami lakukan agar kesehatan bisa melompat? Telemedisin bisa disambungkan, operasi jarak jauh bisa disambungkan dengan platform dengan aplikasi,” kata Presiden Jokowi.
Peluang lainnya adalah untuk pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dari 65,4 juta UMKM yang ada, baru sekitar 19 juta pelaku usaha yang masuk atau onboarding ke dalam platform digital.
“Memang masih banyak persoalan, urusan kemasan, urusan kualitas produksi, urusan kapasitas produksi, tetapi di situ baru 19 juta yang masuk ke platform digital. Sehingga masih ada ruang yang sangat besar untuk bisa kita kerjakan di sana,” ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Flyover Juanda Besok, Simak Jalur Alternatif
Dalam sambutannya, Kepala Negara juga menggarisbawahi pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, tertinggi di Asia Tenggara. Potensi ekonomi digital di Indonesia melompat delapan kali lipat dari sekitar Rp632 triliun di 2020 menjadi Rp4.531 triliun pada 2030. Sementara startup Indonesia termasuk tertinggi keenam di dunia, setelah Amerika Serikat, India, Inggris, Kanada, dan Australia.
“Artinya, peluangnya besar sekali. Ini adalah kesempatan Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian terutama yang muda-muda karena juga pengguna internet di Indonesia itu sudah mencapai 77 persen, 77 persen, dan penggunaannya 8 jam 36 menit setiap harinya,” ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Kepala Negara menekankan akan para pendiri startup memperhatikan kebutuhan pasar. Mayoritas perusahaan rintisan tidak berhasil karena tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.
“(Sebanyak) 80 persen sampai 90 persen startup gagal saat merintis, karena sekali lagi tidak melihat kebutuhan pasar yang ada. Berangkatnya mestinya dari kebutuhan pasar yang ada itu apa. Yang kedua juga karena kehabisan dana, ini nanti fungsinya venture capital, fungsinya BUMN (Badan Usaha Milik Negara) agar ekosistem besar yang ingin kita bangun ini bisa saling sambung sehingga semuanya terdampingi dengan baik dan bisa tidak gagal untuk masuk ke pasar-pasar, ke peluang-peluang yang ada di negara kita,” pungkas Presiden.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa penyelenggaraan acara BUMN Startup Day merupakan ajang mengenalkan dan mendekatkan pimpinan BUMN kepada para pendiri startup.
Baca juga: Komentar La Nyalla Soal Presiden Boleh Kampanye: Itu kan Pendapat Jokowi
“Kami minta BUMN tidak langsung berinvestasi. Tetapi harus ada pendampingan dengan para venture capitals yang ada di BUMN. Sebab kami tidak mau para direksi BUMN yang tidak punya pengalaman di industri digital langsung berinvestasi tanpa ada pendampingan, karena kami coba jaga supaya ini benar-benar ada keberlanjutan,” jelas Erick.
Dalam acara yang dihadiri 150 exhibitor, 250 startup, serta 22 BUMN, membuka banyak peluang mulai dari business matching hingga ekshibisi. Erick menyampaikan, ini merupakan dukungan untuk kemajuan teknologi di Tanah Air.
“Bisnis dari BUMN Startup Day ada lima intinya; ada business matching, investor pitching, rapid mentoring startup, dan tentu conference, dan tentu yang bisa kita lihat ada exhibition,” ujar Menteri BUMN.
Turut mendampingi Presiden dalam acara ini antara lain Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, dan Pj Gubernur Banten Al Muktabar.