jatimnow.com - Putri Annisa Tyara Anggie asal Surabaya sukses mengalahkan ratusan peserta Musabaqah Tartil Quran (MTQ) yang digelar Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) Jawa Timur untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2022.
Putri Annisa sukses menjadi juara terbaik dari 232 pesaing pada babak penyisihan, hingga pada malam final yang digelar di Masjid Al-Mujahidin di komplek Kantor DPD Golkar Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Minggu (23/10/2022).
Sekretaris MDI yang juga Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM DPD Golkar Jatim Zaenal Arifin mengatakan, kompetisi MTQ tahun ini digelar dengan dua tahap. Tahap awal, seluruh peserta mengirimnya melalui video yang kemudian diseleksi hingga memunculkan 24 peserta untuk masuk final.
Baca juga: Gen Z Tak Diminati Perusahaan, Hidupkan Spirit Resolusi Jihad
"24 Peserta yang tampil di putaran final, sengaja ditampilkan secara offline di Masjid Al-Mujahidin DPD Golkar Jawa Timur. Ini untuk mencegah kecurigaan peserta. Semisal peserta ada yang dubbing suaranya. Melalui penampilan secara fisik kecurigaan tersebut dengan sendirinya akan terkubur,” ujar Zaenal Arifin.
Di putaran final, peserta dinilai secara langsung oleh dewan juri. Nilai yang didapat dari tiga juri tertera secara langsung di layar monitor dan langsung dijumlahkan.
Baca juga: Drama Kolosal Resolusi Jihad di Surabaya Bikin Merinding
Zaenal menambahkan, pihaknya melibatkan dewan juri yang memiliki kompetensi dan pengalaman dibidangnya. Di antaranya, Ustad Zamam Suyuthi, Ustadah Elviatur Rosyidah, dan Ustadah Hj Muhayyinah.
Di tempat sama, Ketua Golkar Jatim M Sarmuji mengaku bangga atas prestasi yang ditorehkan perwakilan Surabaya. Ia berharap melalui kegiatan ini prestasi santri bisa semakin terlihat dan selalu muncul bibit-bibit baru setiap tahunnya.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus yang selalu hadir dalam kegiatan ini. Semoga orang-orang yang mencintai Alquran menjadi orang yang di cintai Allah. Sehingga hidup jadi penuh berkah," ucap Sarmuji.
Baca juga: Jember Peringati HSN 2024, Santoso: Santri Harus Jelas Masa Depannya
Dalam sambutannya, Sarmuji juga membagikan pengalamannya tentang perdebatan akademisi tentang menjadi penengah antara garis pemikiran negarawan dan religius.
"Pertanyaan ini sering terjadi. Bahkan sudah terjadi sejak zaman saya kuliah dulu, ada pertanyaan pilih mana Quran atau Pancasila. Bagi orang yang tidak punya pengetahuan tentang agama yang utuh pasti akan galau menghadapi pertanyaan seperti itu. Namun seorang santri sudah menyadari bahwa Pancasila dan Islam ada kesesuaian dan tidak bertentangan. Karena Pancasila digali salah satunya dari Alquran,” bebernya.