jatimnow.com - Potensi start up di Kota Pahlawan diprediksi menjanjikan. Hal ini terlihat dari peserta Surabaya Start Up Fest 1.0 yang mencapai ratusan pendaftar.
Sekitar 110 peserta dari berbagai kota di Jawa Timur berlomba menjadi pemenang Surabaya Start Up Fest 1.0 yang diselenggarakan bersama Creative Community Day 2022 di Balai Pemuda Surabaya pada Minggu (18/12/2022) malam.
Pemkot Surabaya sebagai penggagas Surabaya Start Up Fest 1.0 menggandeng Ozora Yatrapaktaja Gobi Partners dan GK Plug and Play Indonesia untuk mendobrak batas ekonomi di Kota Pahlawan.
Baca juga: Pemkot Surabaya Terbitkan Surat Perintah Mencoblos di Pilkada Serentak 2024
Founding Partner Ozora Yatrapaktaja, Margaret Srijaya menjelaskan, orang Surabaya dikenal serba bisa dan tidak sedikit yang sukses dalam skala nasional maupun internasional.
Namun sayangnya, banyak dari mereka kemudian menetap di Jakarta dengan alasan ekosistem dan sumber daya untuk maju kurang memadai di daerah asalnya. Padahal jika bersinergi, maka bisa membuat ekosistem yang diperlukan untuk memajukan perekonomian di Ibukota Jawa Timur.
"Kami optimis dengan kolaborasi antara Plug and Play, badan akselerasi yang ditunjuk langsung oleh Pak Jokowi 2016 silam, Pemkot Surabaya, Ozora dan Gobi dapat dengan baik meluncurkan start up ekosistem yang mumpuni dan memfasilitasi arek-arek Suroboyo untuk melesat lebih cepat lagi," ungkap Margaret tertulis, Senin (19/12/2022).
Sementara partner di Ozora yakni Andre Oentoro menerangkan, Ozora meyakini start up di Surabaya masih banyak yang belum terekspose, sehingga pihaknya ingin membuat ekosistem yang baik untuk membantu start up yang ada dapat naik level.
Baca juga: Pemkot Surabaya Raih Predikat Badan Publik Informatif KI Jatim Award 2024
"Kalau sekarang kita lihatnya start up yang sukses biasanya dari Jakarta. Investor-investor tahunya start up dari Jakarta semua, sedangkan kalau dari Surabaya nggak banyak bahkan nggak ada. Harapannya 3 sampai 5 tahun ke depan kita bisa membantu start up yang ada di Surabaya menjadi Unicorn," papar Andre.
Andre melanjutkan, permasalahan start up di Surabaya kebanyakan kurang percaya diri untuk menjajakan karyanya kepada calon investor. Sehingga dari acara ini dapat memunculkan start up yang valuasinya lebih dari Rp10 miliar.
"Kita melihat di Surabaya banyak anak yang mampu bekerja, mereka semangat kalau bekerja tapi mereka masih kurang bisa dalam "menjual diri" atau menjelaskan kepada investor apa yang sebenarnya mereka bisa lakukan supaya memberikan impact. Di situ kita melihat kesempatan untuk membantu start up ini mendapatkan peluang lebih baik lagi," terangnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, Surabaya Start Up 1.0 bisa membuka peluang anak muda untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu.
Baca juga: Komitmen Berkelanjutan, Pemkot Surabaya Wujudkan Pemerataan Layanan Kesehatan
"Kita sebenarnya ada target dalam visi misi kita dalam waktu 5 tahun. Tapi hari ini kita memang masa pandemi Covid-19, masih kita akan tarik kembali semangat teman-teman. Iki rodok kendho (ini agak longgar) semangatnya," jelas Eri.
Dari ratusan peserta Surabaya Start Up 1.0 akhirnya terpilih 10 terbaik perusahaan rintisan asli Kota Pahlawan. Dan juaranya akan mendapat kesempatan memperoleh pendanaan dari investor untuk mengembangkan usahanya.