jatimnow.com - Mengusung logo bertema Tugu Babalayar, Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Sidoarjo siap menyongsong Musyawarah Daerah (Musda) ke-11 pada Maret 2023.
Tema Tugu Babalayar ini menjadi logo utama yang dibubuhi dengan simbol Persyarikatan Muhammadiyah.
Tugu Babalayar yang menjadi ikon baru di Kota Udang ini dipilih, karena PD Muhammadiyah Sidoarjo ingin terus membumikan persyarikatan di tengah-tengah dinamika masyarakat.
Baca juga: KHM Trenggalek Pertanyakan Alasan PP Muhammadiyah Terima Konsesi Tambang
"Muhammadiyah ingin menjadi bagian penting dari setiap ikhtiar memajukan Sidoarjo dengan membawa semangat Islam berkemajuan. Sebuah semangat yang menyemaikan kebaikan, keadilan, kemakmuran dan keutamaan hidup," tutur Ketua PD Muhammadiyah Sidoarjo, drh Zainul Muslimin, Selasa (24/1/2023).
Semangat tersebut selaras dengan tema yang diusung dalam Musda ke-11 PD Muhammadiyah Sidoarjo, yaitu 'Membumikan Islam Berkemajuan, Memajukan Sidoarjo'.
"Tugu Babalayar ini adalah ikon baru Sidoarjo yang secara eksplisit juga mewakili angka 11. Sebagai ikon lokal, kami juga berharap dakwah Muhammadiyah ke depan dilakukan tanpa meninggalkan kearifan lokal," tutur Zainul.
Sementara Ketua Panlih Musda ke-11 PD Muhammadiyah Sidoarjo, Imam Mahfudzi menambahkan, dalam musda akan dibahas sejumlah agenda untuk Muhammadiyah dan isu-isu strategis di masa mendatang. Di antaranya pemilihan 11 pimpinan yang salah satunya akan dipilih sebagai Ketua PD Muhammadiyah Sidoarjo periode 2022-2027.
"Siapapun dari kader Muhammadiyah bisa mencalonkan sebagai 11 pimpinan sesuai syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam panlih dan selaras dengan AD/ART Muhammadiyah," tegas Imam.
Baca juga: Ketua Muhammadiyah Ajak Ratusan Seniman dan Budayawan Kemah di Batu, Ada Apa?
Selain pemilihan pimpinan, musda kali ini akan membahas sejumlah isu strategis terkait keummatan, kebangsaan dan kemanusiaan.
Isu keumatan di antaranya membahas tantangan agama, tata kelola persyarikatan, jejaring rumah ibadah, serta penguatan Islam Wasatiyah.
Kedua isu terkait kebangsaan yang membahas seputar penguatan keadilan hukum, perwujudan ruang publik yang inklusif, ketahanan keluarga, pendidikan non formal, jihad ekonomi, dan jihad politik dengan penegasan politik berbasis nilai.
"Yang ketiga ialah isu kemanusiaan yang akan difokuskan pada pembahasan kerusakan lingkungan, pengurangan resiko bencana dan dampak perubahan iklim serta budaya hidup bersih," jelas Imam.
Baca juga: Jubir Menhan: Demokrasi Berjalan Baik Jika Pendidikan Ditingkatkan
Terkait jihad politik Muhammadiyah, Imam menegaskan bahwa persyarikatan menjaga jarak yang sama dengan semua partai politik. Bahkan untuk calon pimpinan PD Muhammadiyah Sidoarjo sendiri, salah satu syaratnya ialah tidak menjadi bagian dalam struktur partai politik.
Namun demikian, bukan berarti Muhammadiyah anti terhadap politik. Imam menjelaskan bahwa sejumlah kader muda Muhammadiyah di Sidoarjo saat ini telah berdiaspora di berbagai partai politik. Dan hal itu sangat dihargai sebagai sebuah hak dan ikhtiar untuk berjuang di jalur politik.
"Muhammadiyah mengusung semangat politik nilai yang tidak berpihak pada satu atau dua partai politik tertentu. Kalau ini terkesan sangat normatif, kami optimis politik berintegritas yang jujur dan bersih dapat terwujud," pungkas Imam.