jatimnow.com - HUT ke-15 Partai Gerindra tahun ini menjadi momen spesial bagi seluruh kader di Jawa Timur, karena bertepatan dengan 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU).
Ketua Panitia HUT dari Gerindra Jatim, Budiono mengatakan, bagi partainya, momen ulang tahun saat ini sangat sakral, mengingat bulan Februari juga menjadi bulan lahir organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, yaitu NU.
"Tentunya bisa dikata bulannya nahdliyin, di mana penuh berkah dan barokah, karena selalu di bawah ulama-ulama sepuh NU," ujar Budiono, Senin (6/2/2023).
Baca juga: Fraksi Gerindra DPR-RI Kaji KPU dan Bawaslu jadi Badan Adhoc, Demi Apa?
Pria asal Bojonegoro ini menyebut, dengan momen spesial dan sakral tersebut, pihaknya berharap agar target Partai Gerindra dalam Pemilu 2024 tercapai.
"Target menang Pemilu 2024 dan tentunya juga memenangkan ketum Prabowo Subianto sebagai presiden mendatang juga tercapai. Dengan berkah dari 1 Abad NU bisa mengejar target tersebut," ungkap dia.
Sebelumnya, Sekretaris DPD Partai Gerindra Jatim, Kharisma Febriansyah mengatakan, partai yang dipimpin Prabowo Subianto yang kini berusia 15 tahun, mulai menapaki masa dewasa.
Baca juga: Keponakan Prabowo, Saras Bawa Pesan Khusus untuk Warga Jember
"Hasrat Partai Gerindra di tahun ini adalah mampu menjadi partai terbesar menurut persepsi masyarakat ataupun menurut survei dan juga yang ujungnya kita ingin menang di 2024," terang Kharisma.
Untuk mewujudkan kemenangan di Pileg maupun Pilpres 2024, bulan Februari akan disemarakkan dengan pemasangan atribut partai dan kegiatan-kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat di Jatim.
Di antaranya, lomba senam di Batu, jalan sehat di Jember, mancing bareng di Blitar dan Kediri, lalu ngaji kebangsaan di Gresik dan berbagai kegiatan lainnya di seluruh kabupaten/kota di Jatim.
Baca juga: Survei Pilgub Jatim 2024: Konstituen Gerindra Dominan Pilih Khofifah-Emil
"Kita akan menyapa seluruh kader-kader Gerindra secara tertutup sampai kader desa dan TPS sekaligus untuk membuat giveaway dan live Facebook selama 16 jam untuk mempertemukan totoh-tokoh Gerindra di pusat dengan teman-teman di grassroot," beber Kharisma.
"Ini bisa juga disebut konsolidasi tanpa mobilisasi," tegasnya.