jatimnow.com - Penghormatan kepada para kiai atau ulama sudah menjadi budaya bahkan kewajiban bagi warga Nahdlatul Ulama (NU) atau nahdliyin.
Nahdliyin senantiasa taat terhadap perintah kiai, tidak memulai pembicaraan sebelum dipersilahkan sang guru hingga sowan (menghadap) kepada ulama di kala menghadapi persoalan kehidupan yang dijalaninya.
Dikutip dari tebuireng.online, ada beberapa cara lainnya untuk menghormati kiai atau ulama, seperti saat kiai berbicara, menunduk khusyuk menyimak untaian kata yang disampaikan kiai. Melirihkan suara di hadapan kiai dan berdiri menyambut kedatangan kiai, dan lain sebagainya.
Baca juga: Soal Pemecatan Kiai Marzuki, PBNU: Orang Lain Jangan Ikut Komentar
Berdiri menyambut kedatangan kiai, dalam sebuah hadits dijelaskan dasar legalitas terkait hukumnya, yaitu Sayyidah Fathimah berdiri ketika sang ayah, Nabi Muhammad Shallahu 'Alaih Wa Sallam mendatangi beliau dan sebaliknya.
Dari Aisyah, beliau berkata: Aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih mirip dengan Rasulullah seperti halnya Fathimah, tatkala Fathimah datang kepada nabi, beliau menyambutnya dengan berdiri dari tempat duduknya kemudian meraih tangan putrinya itu lantas mencium dan mempersilahkannya di tempat duduk beliau.
Baca juga: Relawan Santri Nderek Kiai Bojonegoro Optimis Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran
Begitu pula sebaliknya, tatkala nabi dating kepada Fathimah, Fathimah menyambut beliau dengan berdiri dari tempat duduknya kemudian meraih tangan beliau lantas menciumnya dan mempersilahkan baginda nabi di tempat ia duduk. (HR. Abu Dawud, at-Turmudzi dan An-Nasa’I, dalam penilaian at-Turmudzi Hadits tersebut Hasan Gharib dari jalur ini).
Selain itu, seperti dikutip dari NU Online, bagi santri, wajib hukumnya hormat kepada kiai selaku guru yang mendidiknya. Karena Allah memuliakan dan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu.
Baca juga: Capres Prabowo Temui Kiai se-Pantura Jatim di Ponpes Langitan Tuban
Salah satu hadist Rasullah. Dari Ubadah bin Shamit, Rasullah SAW bersabda: Tidak termasuk umatku orang yang tidak menghormat kepada yang lebih tua dan tidak mmengasihi kepada yang lebih muda dan tidak tahu kepada hak-hak orang alim (tidak menghormat guru). (HR. Al-Tabrani).
Juga ada hadist, dari Zari', ketika beliau menjadi salah satu delegasi suku Abdil Qais, beliau berkata: Ketika kami tiba di Madinah, maka kami segera turun dari kendaraan, kemudian kami mengecup tangan dan kaki Nabi SAW. (HR. Abu Daud).