jatimnow.com - Pasangan suami istri (pasutri) lanjut usia (lansia) di Lamongan, Tarimin dan Printen bisa jadi menampar para muda dalam urusan asmara. Pasalnya, bukan hanya simbol cokelat, bunga, atau sekadar kalimat puitis khas hari valentine, melainkan juga menunjukkan esensi kesetiaan dan ketulusan dalam sebuah ikatan.
Pasutri asal Desa Guyangan, Kecamatan Sugio, Lamongan ini setiap hari menjual pisang ke kota Lamongan. Keduanya menggunakan sepeda ontel menyusuri kota untuk menjemput rezeki. Sesekali sepeda yang ditumpangi keduanya dituntun.
Sungguh pemandangan yang jarang sekali ditemui di zaman modern seperti sekarang. Padahal jika dihitung jarak tempuh antar Kecamatan Sugio dan kota Lamongan jauhnya mencapai hampir 15 Km .
Baca juga: Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya
"Berdagang pisang sudah sejak 1975 (48 tahun) ke Lamongan dituntun," ungkap Mbah Tarimin, Selasa (14/2/2023).
Baca juga: Hujan Angin Terjang Lamongan, Rumah hingga Pasar Rusak
Saat ditanya lebih jauh alasan keduanya berdagang dengan jarak tempuh berpuluh-puluh kilometer meski usianya tak muda lagi, Tarimin menjawab, berdagang pisang dijalaninya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lantaran tak dikaruniai keturunan.
"Nggak punya anak, berdagang untuk makan dan kebutuhan sehari-hari," ucapnya.
Baca juga: Pintu Air Kuro Lamongan Dibuka untuk Penuhi Kebutuhan Petambak
Sehari-hari Mbah Tarimin dan istri menjual setidaknya 3 tandan pisang ke kota Lamongan. Dengan nada bersenda gurau keduanya menyebut jika tidak memiliki saudara.
"Tidak punya, ya ini saudara saya, pacar dan teman saya," sambil menunjuk istrinya sambil tertawa.