jatimnow.com - Pengguna jalan yang masuk Banyuwangi atau sebaliknya via jalur Gumitir kini tak perlu risau. Puluhan penjaga siap memberikan servis kenyamanan perjalanan secara cuma-cuma.
Puluhan relawan yang tergabung dalam Relawan Gumitir itu berjaga atau standby selama 24 jam penuh. Relawan tergerak hatinya lantaran kerap melihat kecelakaan, pohon tumbang, maupun longsor di jalur penghubung Kabupaten Banyuwangi dengan Jember itu.
Wiji Harianto (40), Ketua Relawan Gumitir menyatakan anggotanya memiliki 30 relawan yang siap memberikan kenyamanan dan kondusifitas jalur Gumitir. Mereka standby selama 24 jam dengan dibagi beberapa shift jaga.
Baca juga: 5 Fakta Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Ditemukan Tewas, Diduga Diperkosa
"Ada 30 anggota yang tergabung. Dari jumlah 30 itu, kita bagi dalam tiga shift, pagi, siang dan malam. Di setiap shift ada koordinatornya, supaya enak dalam berkoordinasi ketika terjadi suatu hal di lintas jalur Gumitir," ujarnya kepada jatimnow.com, Jumat (3/3/2023).
Wiji menambahkan gambaran terkait langkah antisipasi apabila terjadi peristiwa di lintas jalur Gumitir. Pertama, lanjutnya, jika kejadian berlangsung pada malam hari, ada empat anggota yang sudah disiagakan dan siap menuju titik lokasi kejadian.
"Kita siagakan empat anggota yang disiagakan di area Patung Gandrung. Anggota langsung tersambung dan satu garis komando dengan koordinator lapangan. Mereka dipastikan menuju titik lokasi untuk mengondisikan titik kejadian," terangnya.
Kedua, terkait mekanisme pengondisian apabila terjadi peristiwa kecelakaan ataupun tanah longsor. Wiji mengatakan anggota yang jaga sudah disiapkan peralatan evakuasi. Dan sudah dibekali dengan berbagai peralatan.
"Ini merupakan tindakan bersifat sementara. Yang penting jalur bisa dilalui dan kondisi aman terkendali. Langkah berikutnya langsung dikoneksikan dengan instansi terkait untuk dilakukan tindakan susulan," tambahnya.
Baca juga: ASMOPSS ke-14 Digelar di Banyuwangi, Diikuti 136 Peserta
Wiji kembali menegaskan bila para relawan bekerja tanpa ada embel-embel apapun. Apalagi sampai memanfaatkan kondisi pengguna jalan.
"Kami di sini pekerja sukarela. Aksi kami murni untuk membantu dan tidak ada yang membayar kami," ungkapnya.
Wiji menyebut justru bukan uang yang pihaknya harapkan. Melainkan peralatan untuk memudahkan mereka ketika menghadapi hambatan di lapangan.
"Ada beberapa hal yang kami butuhkan untuk menunjang kegiatan pas di malam hari, misalnya lampu portabel. Cangkul dan gergaji jika terjadi longsor atau pohon tumbang. Sementara ini kita pakai alat seadanya ketika terjadi pohon tumbang," ia menambahkan.
Baca juga: Bazar Kuliner Kampoeng Cungking Banyuwangi Angkat Hidangan Tradisional
Jalur Gumitir merupakan jalan penghubung dua kabupaten yang kerap terjadi peristiwa bencana. Mulai dari kecelakaan, pohon tumbang hingga tanah longsor.
Akibatnya, kerap terjadi antrian panjang kendaraan yang mengular hingga berkilometer yang menyebabkan arus dari Banyuwangi ke Jember dan sebaliknya menjadi tersendat.
naskah: Eko Purwanto