jatimnow.com - Pondok Pesantren Darul Ittihad, yang beralamat di Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan angkat bicara, terkait dugaan pengeroyokan hingga menyebabkan salah satu santrinya tewas.
Direktur Pondok Pesantren Darul Ittihad, Lora Malik membenarkan pengeroyokan di pondoknya. Namun ia menolak membeber kronologi aksi penganiayaan, dengan alasan tidak mengetahui.
"Detailnya saya tidak tau, saya baru dapat info setelah korban hendak dibawa ke puskesmas," jelasnya, Sabtu (11/3/2023).
Baca juga: Terlibat Penganiayaan di Ngujang dan Wajak, 10 Pesilat Tulungagung Diamankan
Ia mengatakan, sebelum peristiwa yang menewaskan santri dengan inisial BT (16), korban sempat dibawa ke pengasuh pondok untuk dimintai klarifikasi. Korban diduga melakukan pencurian di lingkungan ponpes.
Namun, selama dua hari dilakukan pemeriksaan, korban tidak mengakui tuduhan tersebut.
Baca juga: Perampokan Minimarket di Tulungagung Terungkap, Ini Faktanya
"Hari ketiga, korban ditanya lagi. Dan di hari itu juga, di luar sepengetahuan kami ternyata korban dianiaya," jelasnya.
Pria yang akrab disapa Ra Malik ini juga tidak membantah adanya isu penganiayaan yang dilakukan selama tiga hari. Meski begitu, dirinya juga tak membenarkan adanya aksi tersebut.
"Kalau katanya dianiaya tiga hari itu saya tidak tahu. Kami, pihak pondok baru tahu pada hari ketiga (7/3/2023)," imbuhnya.
Baca juga: Dikeroyok di Tempat Karaoke Hingga Patah Tulang Hidung, Warga Jember Lapor Polisi
Ia juga menegaskan, tidak pernah menerapkan hukuman fisik pada seluruh santrinya. Selain itu, jika santri melakukan perbuatan di luar batas, pihaknya akan mengembalikan santri pada orang tua masing-masing.
"Kami menerapkan sanksi berbentuk pendidikan. Misalnya disuruh mengaji dan hafalan. Jika memang sudah kelewat batas, maka kami kembalikan ke orang tua. Jadi tidak ada hukuman fisik di pondok kami," pungkasnya.