jatimnow.com - Alumni Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, Hesti Rochmat Wulandari yang telah diwisuda pada tanggal 25 Februari lalu meraih penghargaan sebagai lulusan menginspirasi di tengah keterbatasan ekonomi. Hesti harus berjuang, jatuh berulang kali demi menggapai impiannya untuk meneruskan pendidikan di perguruan tinggi.
Lahir dari keluarga penjual bakso, Hesti bermimpi menjadi sarjana dengan semangat belajar yang tak pernah padam.
"Dari keluarga bapak dan ibu tidak ada satu pun yang bergelar sarjana, itu juga salah satu motivasiku untuk bisa menjadi sarjana. Dan membuktikan pada keluarga bahwa aku juga bisa seperti orang lain," ujarnya.
Baca juga: Unisba dan Untag Surabaya Kolaborasi Atasi Masalah Sampah dengan Cara Ini
Tidak mudah untuk bisa membiayai pendidikan hingga jenjang sarjana, Hesti mengutarakan perjuangannya ketika hendak masuk ke perguruan tinggi. Kala itu, Hesti mengaku mengalami dinamika peristiwa yang membuat cita-citanya harus dipendam.
Sebelum tahun 2019, Hesti sudah diterima masuk di perguruan tinggi, namun tidak bisa membayar biaya pendaftaran ulang, lantaran usaha bakso ayahnya telah digusur. Uang yang sedianya dipakai membayar daftar ulang pun harus dialihkan untuk membangun usaha kembali.
"Berjualan bakso merupakan satu-satunya mata pencarian kami. Kami bisa makan dan bertahan hidup dari berjualan bakso. Walau hanya tinggal sederhana bersama ayah, ini tak membatasiku tetap mewujudkan mimpi menjadi lulusan sarjana," tutur Hesti sembari mengenang kepergian ibunya pada 2012 silam.
Perempuan kelahiran Sidoarjo itu mengaku saat hendak mendaftar kuliah. Berbekal meminjam laptop temannya ditengah berjualan bakso, dia harus mengikuti tes jalur masuk perguruan tinggi jalur beasiswa.
Baca juga: Budayawan Kota Batu Minta Maaf Sudutkan Institusi Kepolisian dan Tentara dalam Orasi
"Waktu tes itu cuman satu jam. Di saat itu, aku juga sambil melayani pembeli bakso bapak. Antara waktu jawab soal dengan pesanan pelanggan saling kejar-kejaran, sampai aku dimarahi pelanggan karena dilihat sambil main laptop," kata perempuan kelahiran tahun 1999 itu.
Berkat kerja kerasnya, beberapa bulan kemudian kabar baik menghampirinya, Hesti menerima kabar jika dirinya lolos tes masuk perguruan tinggi jalur beasiswa di Untag Surabaya.
"Alhamdulillah, perjuangan selama ini berbuah hasil yang manis. Ternyata ketika kita mengikhlaskan sesuatu yang mana hal itu kita sangat impikan, yakin dan percaya kita akan mendapatkan yang lebih dari tuhan," ujarnya.
Baca juga: Untag Surabaya Rawat Pemikiran Bung Karno Melalui Seminar Nasional Kebangsaan
Semasa kuliah, Hesti memenfaatkan waktunya untuk mengikuti berbagai aktivitas seperti aktif di UKM Teater Kusuma, pecinta alam, media fotografer tradisional hingga menjadi Duta Kampus pada 2018. Bahkan, Hesti mengaku juga sempat diminta untuk menjadi crew MetroTV di Jakarta.
Hingga pada Februari 2023 lalu, Hesti akhirnya berhasil menuntaskan studinya selama empat tahun dengan perolehan IPK 3,73.
"Walau di hari wisuda bapak tidak bisa datang karena sedang terbaring di rumah sakit, aku tetap tersenyum bangga pada pencapaian ini. Semua adalah berkat diriku, berkat usaha yang ikhlas dan berkat doa bapak," ucap sarjana Ilmu Komunikasi Untag Surabaya tersebut. (ADV)