jatimnow.com - Umat Hindu Tengger di wilayah kawasan Gunung Bromo melaksanakan ritual Pujan Kasada. Ritual ini merupakan rangkaian dari upacara perayaan Yadya Kasada 2023 atau 1945 Saka.
Pujan Kasada dilaksanakan usai larung sesaji ke kawah Gunung Bromo dengan melemparkan ongkek dari hasil pertanian pada Senin (5/6/2023) dini hari.
Ritual Pujan Kasada merupakan ritual pemujaan umat Hindu kepada Sang Hyang Widi sebagai penutupan rangkaian perayaan Yadya Kasada. Pelaksanaan ritual pujan kasada sendiri dipusatkan di rumah masing masing kepala desa.
Baca juga: Mas Dhito Tegaskan sebagai Bupati Bagi Seluruh Umat Agama
"Pelaksanaan Pujan Kasada dilakukan setelah pelaksanaan larung sesaji ke kawah Gunung Bromo," kata Kepala Desa Jetak, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Ngantoro.
Ritual Pujaan Kasada dipimpin langsung oleh seorang dukun pandita dengan diikuti oleh warga dan sesepuh desa. Dalam pelaksanaan dukun pandita yang ditunjuk dengan membacakan sejumlah mantra serta dilengkapi sejumlah sesajen.
"Dengan tujuan agar warga desa diberikan keberkahan hidup , kesehatan dan dilancarkan rejeki," ujarnya.
Baca juga: Meriahnya Acara Tawur Agung di Desa Laban Gresik Jelang Hari Raya Nyepi
Ngantoro juga mengatakan digelarnya ritual ini warga desa sangat antusias. Bahkan kegiatan ritual Pujan Kasada ini sudah menjadi adat dan tradisi warga suku Tengger sejak nenek moyang.
"Kami secara rutin menggelar ritual Pujan Kasada setiap perayaan Yadya Kasada setiap tahunnya," tegasnya.
Baca juga: Kemeriahan Pawai Ogoh-ogoh Sambut Nyepi Sedot Warga Jombang
Sementara itu, Ketua Parisade Hindu Dharma (PHDI) Kabupaten Probolinggo,Bambang Suprapto mengatakan semua rangkaian perayaan Yadya Kasada 2023 berjalan dengan lancar. Termasuk pelaksanaan Pujan Kasada sebagai ritual penutup Yadya Kasada di seluruh wilayah Tengger.
Dalam tahun ini perayaan Yadya Kasada, kata Bambang, berbeda dengan tahun 2022 kemarin, sebab tidak ada pengangkatan dukun pandita baru di wilayah Tengger.
"Karena saat ini jumlah dukun pandita di Tengger masih lengkap yakni berjumlah 57 orang yang tersebar di wilayah Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang," ungkapnya