jatimnow.com - Cuaca panas ekstrem menyebabkan penguapan cairan pada tubuh menjadi berlebih. Apalagi, jika suplai air putih tidak seimbang.
Kepala Yayasan Rumah Sakit (RS) Sheila Medika Sidoarjo Benjamin Kristianto menjelaskan, pada cuaca panas yang berkepanjangan ini, perhatian khusus ia sarankan dituju pada anak-anak atau balita.
Ciri-ciri mencolok yang ditimbulkan pada dehidrasi meliputi rasa haus, kulit kering, bibir pecah-pecah.
Baca juga: Viral, Emak-emak Naik Motor di Jember Bonceng Balita Berdiri
Namun, jika pada balita dan anak-anak ciri-ciri yang bisa dilihat di antaranya, balita semakin rewel, menangis tanpa keluar air mata, dan kantung mata membengkak.
"Kalau pada bayi atau anak-anak itu kan dia tidak bisa berbicara. Jadi matanya itu kayak kita pada saat bangun tidur itu kan cembung gitu," kata Benjamin, kepada jatimnow.com, Jumat (3/11/2023).
Menurut Benjamin, dehidrasi pada dasarnya adalah penguapan cairan pada tubuh yang berlebihan. Sehingga mengganggu fungsi elektrolit pada tubuh.
Baca juga: Waspadai Gagal Ginjal di Usia Muda, Hindari 7 Kebiasaan Ini sebelum Terlambat!
"Bisa juga PH tubuh itu asam, atau asedosis metaholic. Itu artinya keseimbangan cairan itu terganggu lah intinya," lanjut Ketua Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) Jatim itu.
Ciri lain dehidrasi juga kencing tidak lancar, warna kuning menjadi pekat, serta bau yang semakin menyengat.
Penjelasan logisnya, ginjal yang biasanya memproduksi urin terpaksa harus bekerja keras untuk mengolah cairan tubuh. Sedangkan cairan dalam tubuh telah menguap secara alami dalam bentuk keringat.
Baca juga: Sub PIN Polio di Ponorogo Berhasil Lampaui Target, Ini yang Dilakukan Dinkes
"Bisa menyebabkan terparah itu sampai gagal ginjal atau kerusakan ginjal, karena ginjal ini yang mengatur cairan tubuh," tandasnya.
Benjamin mengingatkan kepada para ibu di cuaca panas ekstrem ini untuk lebih memperhatikan asupan minum pada bayi.
"Yang paling hati-hati itu pada bayi, kalau dewasa kan haus tinggal minum," pungkas legislator Gerindra DPRD Jatim itu.