jatimnow.com - Cuaca panas ekstrim mengakibatkan timbulnya dehidrasi pada warga masyarakat Sidoarjo yang berakibat rentannya daya tahan tubuh karena timbulnya berbagai macam penyakit.
Dr. dr. Dian Samudra, SpPD. K-GH, dokter spesialis dan konsultan penyakit ginjal dan hipertensi RSUD Sidoarjo, menjelaskan mengenai makna dehidrasi.
"Dehidrasi suatu kondisi dimana tubuh kehilangan cairan lebih banyak daripada yang diminum atau dikonsumsi. Keluarnya cairan dari tubuh berupa keringat melalui kulit, air kencing, saat sakit diare atau muntah-muntah," ungkapnya secara langsung kepada jatimnow.com, Jum'at (3/11/2023) di RSUD Sidoarjo.
Baca juga: Jatim Masih Hujan di Musim Kemarau, Begini Penjelasan BMKG
dr.Dian melanjutkan, mengenai hubungan dehidrasi dan cuaca ekstrim di Sidoarjo saat ini.
"Berkaitan dengn kondisi ekstrim panas ini, keluarnya cairan pasti akan lebih banyak lewat kulit, sehingga beresiko banyak orang mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan tubuh," imbuhnya.
Selain itu, menurut penuturan dr.Dian, tubuh yang mengandung cairan hampir lebih dari 50 persen dari total berat badan yang berada di berbagai organ tubuh seperti otot, tulang dan terjadi dehidrasi.
Dari penjelasan dr.Dian, dehidrasi dapat dicegah dengan banyak konsumsi minum air putih pada keadaan ginjal normal. Disarankan 1,5 sampai 2 liter dalam sehari, di samping mengkonsumsi sayur dan buah karena mempunyai kandungan banyak elektrolit, kecuali pasien penyakit lambung, agar menghindari buah-buahan yang asam.
"Pasien sakit panas misal disarankan minum banyak air putih sebab terjadi penguapan berlebihan dari tubuh. Untuk mencegah dehidrasi, selain minum air putih sesuai kebutuhan, juga konsumsi buah dan sayur, karena pada waktu kita keluar cairan otomatis juga keluar elektrolit, salah satunya natrium kalium, sehingga perlu konsumsi banyak buah dan sayuran sebagai pengganti elektrolit," tutur dr. Dian yang juga bertugas di RSI Siti Hajar Sidoarjo ini.
Lebih lanjut dr.Dian menyampaikan dehidrasi lebih mudah terjadi pada bayi, anak-anak, lansia dan olahragawan.
"Anak-anak yang bermain dalam kondisi panas seperti saat ini, harus dijaga asupan cairan yang cukup. Sedang pada lansia yang biasanya terjadi dimensia atau pikun, karena lupa untuk minum dan makan. Juga olahragawan, karena cuaca panas lebih banyak berkeringat dibanding cuaca biasa, disarankan menambah asupan cairan, " jelasnya.
Untuk parameter kebutuhan asupan konsumsi air, dr.Dian menegaskan dapat dilihat dari warna urin.
"Jika urin berwarna kuning pekat artinya kurang minum, harus minum lebih banyak," ucapnya.
Baca juga: Proses Kreatif Pemenang Sayembara Nama Baru RSUD Sidoarjo, Riset Sejarah jadi Kunci
Penanganan dehidrasi juga secara khusus dilakukan kepada pasien penyakit ginjal.
"Khusus pada pasien penyakit ginjal. Tidak disarankan untuk minum terlalu banyak air. Karena kalau minum terlalu banyak, fungsi ginjal yang sudah tidak bekerja dengan baik dengan produksi kencing yang tidak maksimal atau tidak bisa banyak, justru akan menimbulkan bengkak dan sesak," tuturnya.
dr. Dian melanjutkan, selama ginjal normal maka bebas untuk konsumsi air, buah dan sayur, namun jika ginjal sudah berada pada tingkat keparahan stadium lanjut harus ada pembatasan terutama buah-buahan, sayuran dan air putih.
"Hal ini karena ginjal berfungsi mengatur keseimbangan cairan dan eletrolit, jadi ketika ada gangguan fungsi ginjal, maka cairan harus kita batasi dan pembatasan konsumsi buah-buahan seperti pisang, anggur, pir, semangka dan sayur harus dibatasi," terangnya.
Saat ini, menurut keterangan dr.Dian, terjadi peningkatan rawat inap pasien ginjal, baik yang telah melakukan cuci darah ataupun belum, adalah sebagai akibat dari keluhan sesak karena kondisi panas ekstrim ini mereka tidak dapat membatasi konsumsi air minum.
"Karena cuaca panas, rata-rata karena terlalu banyak minum, akhirnya air berlebih masuk dalam paru-paru dan timbulah sesak, " terang dr.Dian.
Baca juga: Bupati Launching Nama Baru RSUD Sidoarjo jadi RSUD R.T Notopuro
dr. Dian meneruskan pembatasan cairan, sayur dan buah-buahan yang mengandung eletrolit bernama kalium, jika berlebih pada pasien penyakit ginjal akan menumpuk di dalam tubuh sehingga paling berisiko berpengaruh terhadap jantung dan terjadi aritmia atau ritme jantung yang tidak normal.
Sementara itu, Sri Yuliati, S.Kep. Ns, Kasubbag Humas RSUD Sidoarjo menyampaikan di cuaca panas ekstrim Sidoarjo, pasien menyangkut dehidrasi segera mendapat penanganan khusus.
"Di RSUD Sidoarjo ada poli spesialis, jika ada pasien baik diare atau panas yang datang ke IGD akan mendapatkan penanganan sesuai tingkat emergency," tuturnya.
Sri Yuliati melanjutkan, untuk pasokan kebutuhan cairan pasien selalu ada meskipun jumlah pasien meningkat.
"Di RSUD Sidoarjo ada poli spesialis dengan jumlah 20 poli lebih, belum termasuk poli eksekutif yang jumlahnya lebih dari itu. Peningkatan pasien poli eksekutif rata-rata pasien 300 orang, poli spesialis 1800 orang jadi total 2100 orang saat ini. Alhamdulillah untuk pasokan kebutuhan cairan pasien tidak ada kesulitan, selalu ada meski pasien meningkat," tutupnya.