jatimnow.com - Para pendekar pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang terpusat di Madiun bersepakat untuk tidak menggelar ritual suroan nyekar ke makam pendiri. Hal ini sesuai dengan permintaan Kapolda Jatim, Irjend Pol Machfud Arifin beberapa waktu lalu.
"Ya sesuai dengan permintaan Kapolda. Dan kesepakatan bersama ditiadakan. Saya sudah kumpulkan ketuanya dan ketua rantingnya," kata Kapolres Madiun Kota, AKBP Nasrun Pasaribu kepada jatimnow.com, Sabtu (1/9/2018).
Menurutnya, peniadaan nyekar itu sudah keputusan tepat. Pasalnya, tahun ini disebut tahun politik. Dikhawatirkan akan ditunggangi oleh pihak-oihak yang tak bertanggungjawab.
"Ini tahun politik. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Apalagi acara nyekar tidak melulu dilakukan saat suro. Bisa kapan saja," tegasnya.
Sementara untuk tradisi Suran Agung yang dilakukan Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) masih belum ada keputusan final. Akan tetapi AKBP Nasrun berharap agar PSHW juga melakukan keputusan yang sama dengan PSHT.
Ia mengaku, untuk pertemuan dengan pengurus PSHW masih direncanakan, Senin (3/9/2018) mendatang.
"Ya harapan saya PSHW juga meniadakan. Atau tidak usah terpusat di Madiun seperti PSHT," harapnya.
Di sisi lain, Ketua PSHT Pusat, Murjoko, mengatakan pihaknya telah mengirim surat pemberitahuan ke masing-masing pengurus cabang, bahwa kegiatan Nyekar Akbar di Madiun ditiadakan.
Meski demikian, anggota PSHT diperbolehkan mendatangi makam pendiri SH di Kota Madiun dengan catatan pesilat yang datang tidak boleh berbondong-bondong dalam jumlah besar.
Murjoko mengatakan, kegiatan nyekar di makam sesepuh SH tidak harus dilakukan setiap tanggal 1 Suro atau malam 1 Suro. Masing-masing cabang dapat menggelar kegiatan Suronan di tempat masing-masing.
"Untuk cabang PSHT di Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah kami kumpulkan dan kami imbau untuk menggelar kegiatan Suronan di tempat masing-masing," ujarnya.
Sementara, Ketua cabang PSHW Ponorogo, Langen Tri, mengatakan yang di Ponorogo masih menunggu keputusan di Madiun.
"Keputusan kan di pusat, Madiun. Kalau diputuskan tidak ada acara terpusat ya kami pasti patuhi," kata Langen.
Ia berharap, bisa mengadakan Suran Agung sendiri di Ponorogo seperti tahun sebelumnya. Pasalnya resiko yang ditanggung sedikit.
"Ya kalau pribadi pengen Suran Agung sendiri. Tapi kan keputusan tetap dipusat. Kita lihat rakor nanti," beber Langen kepada jatimnow.com.
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Arif Ardianto
Tahun Politik, PSHT Sepakat Tidak Menggelar Ritual Nyekar Akbar
Sabtu, 01 Sep 2018 11:14 WIB
Reporter :
Mita Kusuma
Mita Kusuma
Berita Ponorogo
Pelayanan SKCK Online Polres Ponorogo Tuai Apresiasi, Cepat, Mudah, dan Bebas Antre
Ponorogo Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO, Ini Komentar Kang Giri
Polres dan Pemkab Ponorogo Sidak SPBU, Pastikan Pertalite Aman Tanpa Campuran Air
Satgas Pangan Ponorogo Pastikan Harga dan Mutu Beras Sesuai HET
Kapolres Ponorogo Gandeng Mahasiswa Bagikan Sembako untuk Tukang Becak
Berita Terbaru
BNI dan ITS Kolaborasi Dorong Filantropi Pendidikan Digital Melalui Dana Abadi
Inflasi Kota Kediri Oktober Capai 0,40 Persen, Emas Perhiasan Jadi Pendorong Utama
Pelayanan SKCK Online Polres Ponorogo Tuai Apresiasi, Cepat, Mudah, dan Bebas Antre
Persik Kediri Putuskan Main di GJOS Saat Jamu Persebaya, Persikmania Boleh Datang
MYZE Hotel Sumenep Berbagi, Donor Darah dan Cek Mata untuk Masyarakat
Tretan JatimNow
Aura Sinta Raih Emas Pada Ajang AKF China Setelah Gagal di Porprov Jatim
Kisah inspiratif Dokter Gigi Zahra, Sang Dokter Gigi Bawa Misi Kemanusiaan
Agus Hermanto, Guru Pelosok Banyuwangi Sang Penjaga Mimpi Anak Desa
Kisah Wanita Single Parent jadi Pengemudi Ojol di Jember, Bawa Anak Tiap Hari
Terpopuler
#1
Sambut Bonus Demografi, Ini Langkah Muslimat NU Blitar
#2
Benarkah PKPU Jadi Momok Menakutkan Bagi Pelaku Usaha?
#3
Umrah Mandiri: Jangan Anggap Remeh Pasal 124, Ini Konsekuensinya
#4
Buntut Penyitaan HP Siswa, Guru SMP Negeri 1 Trenggalek Dianiaya
#5