jatimnow.com - Dugaan kasus pencabulan yang dilakukan oleh oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kecamatan Arosbaya berinisial M (57) terhadap anak tirinya yang masih kelas 4 sekolah dasar (SD) hingga kini masih stagnan.
Sampai saat ini korban belum mendapatkan pendampingan dari Pemerintah Kabupaten Bangkalan atau Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KB PPPA).
Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KB PPPA) Bangkalan, Sudiyo mengatakan, pendampingan belum bisa dilakukan karena tak ada rujukan dari Polres Bangkalan.
Baca juga: Viral Video Berkas C Plano Spesimen Dibakar, KPU Bangkalan Panggil Pelaku
Ia mengaku, secara prosedur pendampingan korban kekerasan ataupun pelecehan seksual menggunakan rujukan dari kepolisian setempat. Namun, hingga saat ini belum ada rujukan untuk pendampingan korban kasus itu.
"Kita itu melakukan pendampingan mana kala kita mendapatkan rujukan dari polres. Untuk (kasus) yang itu belum ada rujukan ke kami," ujar Sudiyo, Selasa (21/11/2023).
Ia mengatakan, dalam proses pendampingan dari DKB-PPA pihaknya hanya melakukan pendampingan untuk korban dalam hal penyembuhan trauma psikis yang dialami.
Baca juga: Viral, Pria Diduga Anggota PPS Desa Gunelap Bangkalan Bakar C Plano Uji Coba
"Pendampingan yang kami lakukan dalam hal untuk penyembuhan trauma psikis korban," imbuhnya.
Meski begitu, pihaknya telah berencana untuk menjenguk korbam dirumahnya. Tapi, tim mendapati kendala karena korban sulit dihubungi.
"Lost contact gak bisa dihubungi. Jadi kami juga kesulitan untuk berkomunikasi dengan korban," tambahnya.
Baca juga: Perahu Berisi 17 Awak Terbakar di Perairan Sembilangan Bangkalan
Hal senada juga disampaikan oleh Kanit PPA Polres Bangkalan, Aiptu Priyanto. Ia mengatakan, pihaknya kesulitan untuk menghubungi pelapor untuk dimintai keterangan terhadap kasus yang ia laporkan.
"Pelapornya sulit dihubungi," pungkasnya.
Diketahui, aksi dugaan pencabulan oknum PNS Kecamatan Arosbaya itu dilakukan sejak korban berusia 9 tahun atau duduk di kelas 3 SD. Korban yang kini berusia 10 tahun baru menceritakan kejadian yang dialaminya itu kepada ibunya. Setelah mendengar cerita tersebut, ibu korban melaporkan kejadian itu ke polisi.