jatimnow.com - Puluhan masyarakat nelayan di kawasan selatan Banyuwangi yang didominasi ibu-ibu atau istilah kekinian emak-emak melurug Mapolres setempat, Senin (3/9/2018). Mereka memprotes rencana deklarasi #2019GantiPresiden di Banyuwangi.
Dalam orasinya, salah seorang emak-emak yang diketahui bernama Sri Wahyuni (46) asal Desa Grajagan Kecamatan Purwoharjo mengaku menolak gerakan #2019GantiPresiden.
"Pemilu kan masih nanti, bukan sekarang. Sak iki wayae kerjo (sekarang waktunya bekerja, red)," kata Sri saat ditemui ditengah-tengah aksinya di depan Mapolres Banyuwangi.
Hal ini merupakan buntut rencana deklarasi #2019GantiPresiden yang sedianya akan digelar tanggal 5 September di Gedung Wanita Banyuwangi sekitar pukul 11.00 Wib.
Sementara itu, salah satu orator yang mengaku mewakili masyarakat nelayan di Pantai Gerajagan meneriakkan bahwa negara ini didirikan secara konstitusional yang berkepribadian dan berkedaulatan.
Menurutnya, gerakan #2019GantiPresiden merupakan bentuk provokasi kepada masyarakat untuk membenci pemerintah saat ini.
Bahkan, pihaknya yang juga anggota Forum Peduli Tanah Pusaka menduga, gerakan #2019GantiPresiden akan mengganti sistem pemerintahan dengan sistem khilafah.
"Sudah jelas bahwa ganti presiden di belakangnya adalah mereka yang ingin mengganti sistem presiden. Kita menolak itu," papar Samsuri.
Dalam aksi itu, puluhan warga yang didominasi oleh kaum wanita itu, membentangkan spanduk yang bertuliskan "Ojo Golek Ruwed Nang Bumi Blambangan - Hancurkan Deklarasi #2019GantiPresiden".
Informasi yang dihimpun, usai berorasi di depan Mapolres Banyuwangi puluhan massa yang didominasi kaum emak-emak bergerak menuju kantor DPRD Banyuwangi untuk menyampaikan surat tembusan penolakan gerakan #2019GantiPresiden.
Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Arif Ardianto