jatimnow.com - Kabupaten Probolinggo telah memasuki masa panen raya pada masa tanam I periode November 2023 hingga Februari 2024 yang menghasilkan 6 ton padi per hektar.
Panen raya tersebut ditandai secara simbolis dengan pemotongan batang padi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Pertanian (Diperta) di Desa Seboro Kecamatan Krejengan, Rabu (13/3/2024).
Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo, Mahbub Junaidi mengatakan, pada masa panen tanam I ini, Kabupaten Probolinggo menanam padi pada luas lahan sebesar 30.062 hektar dengan luas panen 9.373 hektar. Produksi yang dihasilkan 502.255 hektar, sehingga produktivitasnya kurang lebih 6 ton/hektar.
Baca juga: Panen Raya Padi di Situbondo, Pj Gubernur Dorong Peningkatan Benih Varietas Unggul
"Adapun kecamatan yang termasuk sentra padi adalah Kecamatan Pajarakan, Kraksaan, Besuk, Gading, Krejengan, Tongas, Sumberasih dan Gending,” kata Mahbub.
Mahbub menjelaskan, berdasarkan survey sosial ekonomi nasional (Susenas), kebutuhan masyarakat Kabupaten Probolinggo yang saat ini mencapai 1,2 juta jiwa, membutuhkan sekitar 98 kilogram per kapita per tahun.
“Jadi untuk satu tahun ini masyarakat Kabupaten Probolinggo yang jumlahnya 1.200.000 jiwa memerlukan rata-rata kalau dibulatkan menjadi per kapita 1 kwintal atau 100 kilogram per tahun membutuhkan sekitar 120.000 ton sehingga masih surplus,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Mahbub, Pemkab Probolinggo akan terus meningkatkan produktifitas padi melalui inovasi-inovasi pemakaian sarana produksi.
Baca juga: Panen Raya di Ponorogo, Transformasi Lahan Kering jadi Sumber Padi Berkah
Misalnya, pemakaian bibit unggul, pemakaian pupuk alternatif, pemakaian agen hayati, dan termasuk pembuatan pemakaian biosaka.
“Selain itu rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur pertanian yaitu pembangunan jaringan untuk peningkatan Indeks Pertanaman (IP) melalui sumur bor dan perbaikan saluran irigasi sehingga bisa tanam dalam setahun 2 kali. Serta mengurangi kehilangan hasil," tuturnya.
Mahbub melanjutkan, berdasarkan penelitian, kehilangan hasil panen padi dari mulai perontokan sampai penggilingan sekitar 10 persen.
Baca juga: Panen Melimpah, Warga Desa di Lamongan Gelar Sedekah Bumi
Oleh karena itu, salah satu cara untuk menanggulangi kehilangan hasil adalah dengan program mekanisasi menggunakan combine harvester.
Sementara Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo, Tutug Edi Utomo menyampaikan apresiasi kepada para petani, dimana kegiatan ini menjadi salah satu prioritas Pemkab Probolinggo dalam upaya untuk memajukan kesejahteraan petani.
“Langkah nyata dalam upaya menekan kenaikan inflasi yakni mencukupi ketersediaan pangan, khususnya beras. Kita semua tentu menyadari bahwa ketersediaan pangan yang mencukupi sangatlah penting untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok dan menekan kenaikan inflasi,” tandasnya.