jatimnow.com - Kabar gembira bagi dunia perbankan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi mengakhiri kebijakan restrukturisasi kredit Covid-19 pada 31 Maret 2024. Hal ini menandakan pulihnya kinerja perbankan dan optimisme terhadap ekonomi Indonesia yang semakin kuat.
Pencabutan kebijakan ini sejalan dengan pencabutan status pandemi Covid-19 oleh pemerintah pada Juni 2023 dan membaiknya kondisi perekonomian nasional, termasuk sektor riil. Kebijakan ini diambil dengan mempertimbangkan beberapa indikator positif perbankan, seperti:
Daya tahan perbankan yang kuat: Rasio Kecukupan Modal (CAR) di level 27,54%, likuiditas memadai dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) 231,14% dan Alat Likuid/Non Core Deposit (AL/NCD) 123,42%.
Baca juga: Dirut Bank Jatim Dinobatkan sebagai The Best CEO
Kualitas kredit terjaga: NPL Gross 2,35% dan NPL Nett 0,79%, di bawah ambang batas 5%.
Pertumbuhan kredit positif: Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) mencatat ekspansi kredit 18,54% (YoY) di tahun 2023, dengan komposisi kredit konsumtif 8,91% (YoY) dan kredit produktif 34,28% (YoY).
Pemulihan ekonomi Jawa Timur: Ekonomi Jawa Timur tumbuh 4,95% di tahun 2023 dan diproyeksikan tumbuh 4,7%-5,5% di tahun 2024, didorong oleh investasi dan konsumsi.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menegaskan, kebijakan restrukturisasi kredit telah memberikan kontribusi signifikan dalam menopang perekonomian selama pandemi.
“Total Rp 830,2 triliun telah disalurkan kepada 6,68 juta debitur, dengan 75% di antaranya adalah pelaku UMKM,” ungkap Mahendra, dalam siaran resminya, Kamis (4/4/2024).
Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, menambahkan bahwa outstanding kredit restrukturisasi Covid-19 telah menurun signifikan menjadi Rp251,2 triliun kepada 977 ribu debitur per Januari 2024.
"Penurunan ini menunjukkan bahwa perbankan telah siap kembali ke kondisi normal,” tegas Dian.
Akhiri kebijakan restrukturisasi kredit Covid-19 merupakan langkah maju bagi perbankan Indonesia. Hal ini menunjukkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi dan daya tahan perbankan dalam menghadapi berbagai tantangan.
Baca juga: Bank Jatim Serahkan CSR ke Pemkab Pamekasan, Dukung Kemajuan UMKM
Ini sejalan dengan pertumbuhan kredit di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga terus menunjukkan angka yang positif tiap tahunnya. Sepanjang 2023, ekspansi kredit yang telah disalurkan emiten dengan kode BJTM tersebut berada di angka Rp 54,76 triliun atau naik 18,54% (YoY).
Angka kredit tersebut tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan kredit nasional yang hanya sebesar 10,3%.
"Adapun komposisi penyaluran kredit Bank Jatim yaitu kredit konsumtif sebesar Rp 31,2 triliun atau meningkat 8,91% (YoY) dan kredit produktif sebesar Rp 23,5 triliun atau tumbuh eksponensial 34,28% (YoY),” terang Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman.
Penyaluran kredit Bank Jatim itu juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Jatim yang melandai. Yakni di angka 2,83% pada 2022 menjadi 2,49% pada 2023.
”Itu artinya kualitas kredit Bank Jatim semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi,” tutur Busrul.
Baca juga: KPID Jawa Timur Nobatkan Bank Jatim sebagai BUMD Peduli Penyiaran
Kemudian untuk kuota KUR sendiri, Bank Jatim juga terus mencatat kinerja yang meningkat dari tahun ke tahun, termasuk saat pandemi. Pada tahun 2021, Bank Jatim mendapat kuota KUR sebesar Rp 700 miliar. Dari angka tersebut, yang berhasil disalurkan sebesar 88,7 persen. Untuk jumlah debitur KUR tahun 2021 sendiri sebanyak 4.928.
Selanjutnya, tahun 2022 Bank Jatim berhasil memperoleh kuota KUR senilai Rp 2,5 triliun. Prosentase penyalurannya sekitar 95,19 persen dengan jumlah debitur 19.159 orang. Dan di tahun 2023 kuota KUR Bank Jatim lebih meningkat lagi yaitu di angka Rp 2,89 triliun. Yang sukses disalurkan sekitar 96 persennya dengan jumlah debitur 22.253.
Di sisi lain, seiring dengan pandemi yang mereda dan pencabutan status pandemi oleh Pemerintah, perekonomian Jawa Timur di hampir seluruh sektor juga kembali pulih dan menunjukkan angka yang positif. Sepanjang 2023, ekonomi Jawa Timur mampu tumbuh sebesar 4,95 persen.
Kemudian beberapa waktu lalu Bank Indonesia juga memprediksi ekonomi Jawa Timur akan kembali meningkat pada Triwulan I tahun 2024. Faktor utamanya didorong oleh konsumsi rumah tangga seiring dengan pencairan rapel kenaikan gaji bagi ASN, pencairan THR pada akhir Triwulan I, long weekend bulan Februari-Maret, hingga peningkatan konsumsi pada momen safari politik saat pemilu.
Optimisme pertumbuhan ekonomi tersebut didorong pula kinerja berbagai lapangan usaha. Menurut pengamatan Bank Indonesia, kredit segmen rumah tangga diproyeksi bisa tumbuh 9,79% pada triwulan I/2024, sementara pada triwulan IV/2024 naik 9,43%. Sehingga untuk perekonomian Jawa Timur pada 2024 diproyeksikan tumbuh 4,7%-5,5% dengan motor utama investasi dan konsumsi