jatimnow.com - Pemerintah Kota Surabaya segera memulai pembangunan proyek tunnel atau terowongan yang menghubungkan Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Dampaknya, jalan di sekitar ruas pembangunan di jalan tersebut akan dilakukan penutupan mulai hari ini sampai 11 Oktober mendatang.
Kasi Angkutan Jalan dan Penumpang Dishub Surabaya Ali Mustofa menyampaikan, skema penutupan jalan ini hanya memindahkan arus sisi utara terminal ke arah selatan terminal Joyoboyo. Estimasi pengerjaan proyek ini menurut dia akan berlangsung selama empat bulan ke depan.
Baca juga: Pemkot Surabaya Terbitkan Surat Perintah Mencoblos di Pilkada Serentak 2024
"Kita bangun mulai tengah median jalan, kemudian ke arah utara atau ke barat, kita harapkan kerjanya bisa lebih cepat. Jadi penutupannya tidak harus sampai 4 bulan, tiga bulan bisa selesai. Jadi kita harapkan memang pelaksana bisa menyelesaikan pengerjaan khususnya di area terdampak," kata Ali, Sabtu (15/6/2024).
Ali menjelaskan, Dishub sudah berkoordinasi dengan Satlantas Polrestabes Surabaya untuk membuat rekayasa arus lalu lintas terkait proyek ini. Selama ini, Ali menjelaskan, pengendara dari Gunung Sari bisa langsung lurus ke Joyoboyo. Namun, saat mulai ditutup nanti, mereka diminta untuk menggunakan rute alternatif.
"Masyarakat yang beraktifitas di Mayjend Sungkono ataupun di Darmo, mereka bisa langsung belok kiri di perempatan Gajah Mada menuju jalan Hayam Wuruk. Kemudian yang kedua bisa melintasi jalan Brawijaya. Di sana sudah ada papan penunjuknya. Untuk roda dua dan roda empat, bisa melewati Joyoboyo sisi selatan," jelasnya.
Bagi pengguna roda dua dan empat menurut dia bisa melewati sisi selatan Joyoboyo. Pengendara menurut dia sebelum sampai di Sekolah Santa Yosep bisa belok kanan kemudian ambil jalur ke kiri arah ke timur menyusuri Jalan Joyoboyo. Dari sana mereka kemudian masuk ke jalan utama Wonokromo.
Baca juga: Pemkot Surabaya Raih Predikat Badan Publik Informatif KI Jatim Award 2024
"Tepatnya di depan Polsek Wonokromo. Jadi konsepnya hanya memindah, memindahkan arus sisi utara terminal ke arah selatan terminal Joyoboyo," ucapnya.
Lebih jauh, Ali menjelaskan, tujuan dari pembuatan terminal ini adalah untuk menunjang sarana prasaran masyarakat. Pemkot menilai, area tersebut merupakan area padat kendaraan yang dapat berdampak pada keselamatan pejalan kaki.
"Volume kendaraan di sana banyak 17 ribu. Jadi masyarakat kalo nyebrang bahaya. Dengan adanya terowongan ini, masyarakat bisa lebih aman karena mereka tidak terganggu kendaraan. Sehingga kita berupaya meningkatkan keselamatan masyarakat di situ," ujarnya.
Di sisi lain, anggota Satlantas Polrestabes Surabaya Aiptu Abdul Roup menyampaikan, akan ada dua titik yang kemungkinan akan menyebabkan kemacetan saat rekayasa ini berlangsung. Sebab, angka kendaraan yang melintas di sana lumayan tinggi. Dalam seharinya mencapai angka rata-rata 17 ribu kendaraan.
Baca juga: Komitmen Berkelanjutan, Pemkot Surabaya Wujudkan Pemerataan Layanan Kesehatan
"Prediksi titik kemacetan itu di SPBU Waringin, karena di situ ada siklus yang dari Brawijaya Kodam. Nanti juga di Gajah Mada. Itu yang paling pertama. Yang kedua nanti, kemacetan tidak stuck. Mengalir karena ada penyempitan beberapa ruas jalan karena pengalihan sebelum proyek dan sampingnya sekolah Santa Yosep," urainya.
Kendati begitu, Roup menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan sejumlah skema untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu contohnya adalah dengan memperbaiki geometrik radius tikungnya. Harapannya, flow laju kendaraan bisa teratur dan tidak terjadi penumpukan kendaraan.
"Nanti ada 10 personel yang bergantian berjaga. Sifatnya shif-shifan. Itu nanti juga situasional kalau terjadi kepadatan, temen-temen akan digerakkan. Jadi tetep kita pantau baik itu pantauan langsung maupun pantauan melalui kamera CCTV Dishub, nanti di setiap simpang ada personel juga," pungkasnya.