jatimnow.com - Tumpengan dan doa bersama mewarnai pencabutan patok jalur sebidang kereta api (KA) yang sebelumnya menutup akses masuk ke Dusun Plosogeneng, Desa Plosowahyu, Kecamatan/Kabupaten Lamongan.
Akses jalan masuk desa tersebut sebelumnya ditutup untuk roda empat karena maraknya insiden kecelakaan lalu lintas KA.
Pencabutan patok tersebut disambut baik warga dengan doa dan tumpengan yang dihadiri langsung Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi beserta jajaran. Dengan adanya palang pintu, maka seluruh kendaraan bebas melintas hal itu sesuai dengan standar keselamatan.
Baca juga: Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya
Palang pintu tersebut telah dilengkapi dengan penjaga atau sukarelawan pengatur lalu lintas (supeltas) 24 jam, serta perangkat cctv untuk mengantisipasi kecelakaan.
"Ini sebenarnya untuk menjaga keselamatan di perlintasan ini, yang semula kita pakai patok, sekarang kita ganti dengan palang pintu atau portal," kata Bupati Lamongan, Sabtu (6/7/2024).
Pembuatan palang puntu ini merupakan inisiatif dari warga untuk meningkatkan keselamatan berkendara. Pasalnya, bila dipatok mengendara mobil harus memutar untuk masuk desa.
"Awalnya kan ada insiden, sehingga ditutup, sambil kita mempersiapkan palang pintunya.
Baca juga: Hujan Angin Terjang Lamongan, Rumah hingga Pasar Rusak
Dan sekarang sudah siap palang pintunya, sehingga mobil nanti bisa lewat sini," ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati menegaskan untuk perlintasan yang belum berpalang pintu nantinya akan dibangun dengan program Dinas Perhubungan Lamongan.
"Total Lamongan sampai Babat Ada 54 perlintasan. Yang ada palang pintunya sekitar 42. Itu ada disediakan oleh Dishub Kabupaten, juga ada bantuan dari Provinsi, dan KAI," urainya.
Sementara itu, Kades Plosowahyu Agus Susanto menyampaikan bahwa pembangunan sampai oprasional palang pintu ini dibiayai swadaya oleh masyarakat.
Baca juga: Pintu Air Kuro Lamongan Dibuka untuk Penuhi Kebutuhan Petambak
"Masyarakat menginginkan akses jalan dibuka 100 persen mala solusinya membuat palang pintu yang memenuhi aspek keselamatan," katanya.
Warga pengguna jalan, Estu mengaku seneng dengan dibuka kembali akses jalan sebidang tersebut. Menurutnya, pengguna roda 4 seperti dirinya tak perlu jauh memutar lagi untuk masuk desa.
"Dampaknya tentu dirasakan, sebelumnya mutar jauh sekitar 1 KM untuk masuk desa," paparnya.