jatimnow.com - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), operator Blok Cepu mengungkap ada temuan kolom minyak yang berada di atas sumur eksisting Lapangan Banyu Urip lewat pengeboran sumur pertama Banyu Urip Infil Clastic (BUIC) atau sumur B-13.
Perusahaan energi di bawah pengawasan SKK Migas ini menyebut sumur B-13 merupakan yang pertama dari total 7 sumur yang dilakukan pengeboran menggunakan rig PDSI-40.3 sejak 4 bulan lalu.
Hadirnya sumur baru ini, diharapkan dapat meningkatkan tambahan produksi minyak di Blok Cepu dan memperkuat ketahanan energi Indonesia.
Baca juga: Forum Warga Banyuurip-Jambaran Kritik Pengelolaan CSR ExxonMobil
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyampaikan rasa syukurnya atas realisasi perdana produksi pemboran sumur infil clastic di tahun 2024 ini. Setelah beberapa hari berproduksi, sumur tersebut kini berproduksi 13.300 barel per hari, dan optimalisasi lebih lanjut terus dilakukan.
“Ini merupakan kado untuk kemerdekaan Indonesia. Saat ini kita defisit minyak sehingga harus impor, sehingga harus terus dilakukan upaya meningkatkan produksi minyak, seperti yang telah dicanangkan bersama yaitu mencapai target 1 juta BOPD,” ujar Arifin, Jumat (9/8/2024)
Arifin optimistis terget tersebut bisa dicapai dengan adanya temuan-temuan besar di sektor gas yang juga didorong untuk dapat segera dieksplorasi dan diproduksi.
Oleh sebab itu, Arifin meminta upaya untuk peningkatan tidak hanya dari lapangan existing, tetapi juga adanya kegiatan seismik baru, eksplorasi baru guna menemukan sumber cadangan minyak baru.
Menurutnya potensi sumber minyak di Indonesia masih banyak. Seperti di Blok Cepu yang hari ini sudah menghasilkan 630 juta barel dan berpotensi menghasilkan 1 miliar barel.
“Harus segera dilakukan percepatan eksplorasi agar segera ada kepastian. Pemerintah memberikan dukungan bagi Exxon untuk melakukan kegiatan seismik dan eksplorasi baru di wilayah lain,” tegas Arifin.
Gayung pun bersambut, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkap bahwa SKK Migas memberikan perhatian yang besar terhadap upaya menjaga produksi Lapangan Minyak Banyu Urip agar tetap optimal.
Sejauh ini, kata Dwi produksi Lapangan Banyu Urip telah melampaui yang ditargetkan dalam plan of development (POD).
Baca juga: Anggota DPRD Jatim Dr Freddy Hibahkan 500 Buku Koleksi Pribadi ke Perpus Unigoro
"Mengingat Banyu Urip adalah kontributor nomor dua (2) terbesar dengan kontribusinya yang mencapai sekitar 25% dari produksi nasional," ujar Dwi.
“Berkat berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan oleh SKK Migas dan EMCL dalam menjaga kinerja lapangan, yaitu meningkatkan produksi dengan tetap memperhatikan kemampuan dan daya dukung reservoir yang ada,” sambungnya.
Setelah keberhasilan pemboran sumur pertama, Dwi berharap pada kuartal 4 tahun 2024 akan onstream pemboran sumur kedua dan memberikan tambahan produksi hingga 9.300 BOPD di tahun 2024.
Investasi untuk ketujuh pemboran sumur dengan ikut memperhitungkan pekerjaan subsurface mencapai US$ 203,5 juta atau setara Rp3,25 triliun.
Dari jumlah itu diperkirakan memberikan penambahan penerimaan negara sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 32 triliun serta diharapkan dapat memberikan tambahan minyak sebesar 42.92 MMSTB.
Baca juga: Bojonegoro Catat Pertumbuhan Ekonomi Terendah di Jawa Timur pada Triwulan II 2024
"Upaya-upaya tersebut dapat menjembatani potensi Indonesia dalam mencapai target 1 MMBOPD dan 12 BSCFD pada dekade ini. Potensi-potensi ini kita terus gali, tentunya demi meraih cita-cita jangka panjang untuk kemandirian energi,” tegas Dwi.
Terpisah, Presiden ExxonMobil Indonesia, Carole Gall, menambahkan, ExxonMobil berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia secara aman, andal, dan efisien.
"Kami bangga atas hasil menggembirakan dari program pengeboran BUIC dan kami berterima kasih kepada Kementerian ESDM serta SKK Migas atas kepemimpinan dan kerja sama yang luar biasa,” kata Carole.
Kegiatan pengeboran BUIC menggunakan anjungan dan peralatan yang keseluruhannya dibuat di Indonesia dan dioperasikan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero).
Pengeboran BUIC ini juga melibatkan kontraktor lokal dan menyerap tenaga kerja setempat. Keterlibatan tersebut telah menambah nilai ekonomi di bagi masyarakat sekitar wilayah operasi.