jatimnow.com - Forum Penyelamat Demokrasi Bojonegoro (FPDB) demo di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bojonegoro, Senin (04/11/2024). Uniknya, massa memberikan hadiah kepada KPU berupa bebek.
Bebek tersebut diserahkan FPDB secara langsung kepada Ketua KPU Bojonegoro Robby Adi Perwira.
"Bebek adalah simbol agar KPU setempat tegas dan tidak membebek atau mengekor untuk kepentingan tertentu," ucap orator demo Yulianto, kepada wartawan.
Baca juga: Rekapitulasi Pilkada Bojonegoro 2024: Setyo - Nurul Menang Telak 89,34 Persen
FPDB mengaku kecewa dengan KPU yang gagal menunjukkan proses demokrasi yang adil dan beradab di Bumi Angling Dharma.
Yulianto menambahkan, pihaknya menilai KPU tak bisa menjalankan fungsinya secara netral, dan independent. Terlihat dari gagalnya menggelar debat pertama, hingga mundurnya jadwal debat kedua.
"Ingat panjenengan sudah disumpah di bawah kitab suci Al Qur’an," tegas Yulianto.
FPDB juga menuntut KPU Bojonegoro melakukan pernyataan maaf secara terbuka pada masyarakat Bojonegoro.
"Pernyataan sikap FPDB ini sebagai cerminan suasana kebatinan masyarakat Bojonegoro, vox populi vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan," tandas Yulianto.
Sementara, Ketua KPU Bojonegoro Robby Adi Perwira pihaknya sudah berusaha menjalankan tahapan pemilu secara profesional.
"Kami mengapresiasi dan mendukung aspirasi yang teman-teman sampaikan, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, jika masih dianggap kurang maka kami memohon maaf,” kata Robby
Perihal gagalnya debat pertama dan ditundanya debat ke dua, Robby menjelaskan, pihaknya sudah berusaha mengupayakan atau memfasilitasi kedua kontestan pilkada.
Baca juga: Calon Bupati Bojonegoro Teguh Haryono Tidak Masuk DPT Pilkada 2024, Lho?
"Kami sudah berusaha memfasilitasi, tidak hanya debat tapi juga lewat sejumlah saluran lain, baik itu media massa, media sosial maupun melalui baliho, agar visi-misi calon tersampaikan ke masyarakat,” tambahnya.
Namun, ketika disinggung terkait rencana debat selanjutnya, Robby mengungkapkan, pihaknya masih mengkomunikasikan dengan para pihak, baik paslon 01 maupun 02.
Diketahui, paslon Teguh Haryono - Farida Hidayati dari nomor urut 01 didukung oleh satu partai yakni PDI Perjuangan.
Sementara pasangan nomor urut 02, Setyo Wahono dan Nurul Azizah didukung oleh koalisi gemuk 14 partai diantaranya Partai Gerindra, Demokrat, Golkar, PAN, PBB, PPP, PKS, PKB, Hanura dan NasDem. Kemudian partai non parlemen meliputi PSI, Gelora, Partai Buruh, dan Partai Ummat.
Diduga kuat, mundurnya debat publik kedua ini erat kaitannya dengan gagalnya debat pertama Pilbup Bojonegoro kemarin. Saat itu, debat perdana berjalan ricuh. KPU pun memutuskan untuk membubarkan debat.
Baca juga: Debat Pilkada Bojonegoro: Setyo Wahono Kritik KPU Tidak Profesional
Saat itu, KPU menerapkan format debat antara para Calon Wakil Bupati (Cawabup) Bojonegoro dengan tema tata kelola lahan dan sumberdaya yang berkeadilan.
Namun, keributan terjadi saat Cawabup nomor urut 01, Farida Hidayati diberikan waktu untuk menyampaikan paparan visi misinya memimpin Kabupaten Bojonegoro ke depan.
Pada kesempatan tersebut, Farida Hidayati mengajak Calon Bupati (Cabup) Teguh Haryono, pasangannya di Pilkada Bojonegoro 2024 untuk bersama naik ke panggung.
Keributan pun terjadi saat calon bupati nomor urut 01, Teguh Haryono naik ke atas panggung mendampingi calon wakil bupati Farida Hidayati.
Sejumlah pendukung Paslon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 02, Setyo Wahono dan Nurul Azizah, tidak terima dan dianggap tidak adil. Karena debat kali ini agendanya Cawabup nomor urut 01 dengan Cawabup nomor urut 02.