jatimnow.com - Warga Bojonegoro yang menjadi tersangka pemasok senjata api ilegal pada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua memiliki peran masing-masing.
4 warga yang ditangkap di Perumahan Kawasan Kalianyar, Kapas, Bojonegoro itu diantaranya Teguh Wiyono, Pujiono, Mukhamad Kamaludin dan 1 orang sebagai saksi, Harianto.
Proses produksi di komandoi langsung oleh Teguh, selaku operator produksi. Teguh juga berperan sebagai penanggungjawab produksi di rumah yang ia kontrak di Kawasan Kalianyar, Kapas tersebut.
Baca juga: Kondisi Rumah Produksi Senjata Pemasok KKB Papua di Bojonegoro
Lalu Pujiono, pria yang berlatar tukang kayu ini berperan sebagai pembuat popor senpi. Sedangkan, Kamaludin, bertugas sebagai operator mesin perakitan, dan satu orang yang masih di tetapkan sebagai saksi, Harianto, yang berperan sebagai pengemas sekaligus pengiriman senjata.
Diketahui, aksi mereka didanai oleh pecatan TNI Kodam 18 Kasuari Papua Barat Yuni Enumbi yang berperan sebagai penyandang dana dan pembeli senpi di Distrik Puncak Jaya Papua yang sebelumnya telah ditangkap.
Baca juga: 4 Warga Bojonegoro Ditangkap Polisi, Produksi Senjata untuk KKB Papua
Untuk mengelabuhi petugas, proses pengiriman dilakukan lewat ekspedisi dan dimasukkan ke mesin kompresor untuk kamuflase.
"Pengiriman menggunakan wadah mesin kompresor, jadi kompresor dipotong dulu kemudian dan senjata ini dibagi beberapa potongan dimasukkan beserta amunisi kemudian dikirim menggunakan ekspedisi," ucap Kapolda Jatim Komjen Imam Sugianto, Selasa (11/3/2025).
Tak hanya itu, mereka juga bekerja sama dengan Eko Sugiono, oknum bekas prajurit TNI Kodam 18 Kasuari Papua Barat yang berperan menyimpan senpi di Manokwari Papua Barat.
Baca juga: GM FKPPI Soal 6 Prajurit TNI Gugur Diserang KKB di Papua: Diplomasi Perlu, Ketegasan Militer Wajib
Mereka juga berafiliasi dengan Adi Pamungkas, penyimpan senpi dan amunisi asal Sleman Yogyakarta.
"Sejak 6 sampai 9 Maret 2025, kami mengamankan 7 tersangka dengan perannya masing-masing dan juga dengan berbagai jenis senpi dan amunisi," imbuh Imam.