jatimnow.com – Proses evakuasi korban reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran Sidoarjo menghadapi kendala serius. Sekretaris Daerah Jawa Timur, Adhy Karyono, mengungkapkan bahwa hingga kini tim penyelamat masih kesulitan menembus reruntuhan beton yang menutup akses ke lokasi korban.
Menurut Adhy, berdasarkan deteksi di lapangan, ada tujuh korban yang masih terdeteksi hidup. Namun, kondisi bangunan yang ambruk menyulitkan upaya penyelamatan.
“Kolom-kolom beton menutup semua akses. Celah untuk masuk sangat kecil. Kalau dipaksa dari atas, risikonya bukan hanya bagi korban, tapi juga bagi petugas,” ujarnya, Selasa (30/9/2025).
Baca juga: Update Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk: 11 Berhasil, 7 Sedang Penyelamatan
Adhy menambahkan, rata-rata korban yang masih hidup mengalami fraktur atau luka serius, sehingga evakuasi harus dilakukan dengan sangat hati-hati. “Kalau salah langkah, bisa berbahaya. Kami siapkan semua agar korban bisa keluar dengan selamat,” jelasnya.
Hingga 20 jam pertama, tercatat 100 korban dirawat di rumah sakit. Dari jumlah itu, 70 orang sudah pulang, 26 masih dirawat, 3 meninggal dunia, dan 1 korban dirujuk untuk tindakan operasi.
Baca juga: Tim Khusus Mulai Diterjunkan Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk
Upaya evakuasi sempat mendekati satu korban yang hampir berhasil dikeluarkan, namun proses terhambat. Saat ini tim mencari jalur alternatif dari sisi lain bangunan.
“Kami berkejaran dengan golden time. Sesuai SOP, prioritas kami adalah menyelamatkan korban yang masih hidup. Alat berat baru digerakkan setelah dipastikan tidak ada korban selamat,” tegas Adhy.
Baca juga: Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Pemprov Jatim Buka Crisis Center
Ia meminta masyarakat dan keluarga korban bersabar karena proses evakuasi memerlukan waktu dan kehati-hatian tinggi. “Keselamatan korban dan tim penyelamat sama-sama harus dijaga,” pungkasnya.
Reporter: Fatkur Rizky