Tragedi Pesantren Al Khoziny, Ketua ICMI Jatim Ingatkan Amanah Teknis

Senin, 06 Okt 2025 09:14 WIB
Reporter :
Ali Masduki
Tim SAR mengevakuasi jenazah korban robohnya mushola Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. (Foto/Basarnas Surabaya)

jatimnow.com - Duka mendalam masih menyelimuti Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, pasca-robohnya mushola yang merenggut nyawa puluhan santri. Di tengah suasana pilu, Ketua ICMI Jawa Timur, Ulul Albab, dengan lantang mengingatkan tentang pentingnya "amanah teknis" dalam setiap pembangunan fasilitas publik, khususnya di lingkungan pesantren.

"Tragedi ini bukan sekadar musibah, tapi tamparan keras bagi kita semua," ujar Ulul Albab di Surabaya, Senin (06/10/2025). "Kita berduka, tapi jangan sampai duka ini menutupi fakta bahwa ada kelalaian yang mungkin terjadi," tuturnya.

Menurut Ulul, robohnya mushola Al Khoziny saat proses pengecoran lantai atas adalah sinyalemen bahwa aspek keselamatan seringkali terabaikan dalam pembangunan fasilitas keagamaan.

Baca juga: Tim SAR Kembali Evakuasi Tiga Jenazah dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny

"Semangat gotong royong itu bagus, tapi jangan sampai mengesampingkan keahlian profesional. Niat baik saja tidak cukup!" tegasnya.

Berdasarkan informasi dari tim relawan dan ahli struktur ITS, Ulul Albab menjelaskan bahwa penyebab utama tragedi ini diduga adalah kegagalan struktur konstruksi.

"Tiang dan kolom mushola tidak dirancang untuk menahan beban tambahan saat pengecoran lantai empat," jelasnya.

Fakta ini, menurut Ulul, membuka mata kita tentang lemahnya pengawasan teknis dalam pembangunan fasilitas keagamaan.

"Banyak pesantren yang membangun tanpa melibatkan ahli konstruksi bersertifikat. Ini sangat berbahaya!"

Menyikapi tragedi ini, ICMI Jawa Timur mendesak Kementerian PUPR dan Kementerian Agama untuk segera merumuskan "Standar Keselamatan Bangunan Pesantren dan Rumah Ibadah".

Baca juga: Update Terkini: 5 Jenazah Ditemukan di Ponpes Al Khoziny

"Ini adalah panduan teknis sederhana yang wajib dipatuhi oleh setiap pesantren yang ingin membangun atau merenovasi fasilitas," kata Ulul.

\

Selain itu, ICMI Jatim juga berencana menggagas forum kolaboratif antara lembaga keagamaan, perguruan tinggi teknik, dan asosiasi profesional untuk membantu audit teknis bagi pesantren kecil.

"Keselamatan santri adalah prioritas utama. Jangan sampai ada lagi tragedi serupa di masa depan!" tegasnya.

Ulul Albab mengingatkan bahwa tragedi Al Khoziny mengandung pesan spiritual yang mendalam. "Dalam Al-Qur'an, Allah menyukai orang yang bekerja dengan ihsan. Ihsan itu bukan hanya niat baik, tapi juga ilmu, akurasi, dan tanggung jawab," terangnya.

ICMI Jatim mengajak seluruh ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, dan MUI untuk bersatu membangun budaya keselamatan di pesantren.

Baca juga: Freeport Indonesia Dukung Operasi Penyelamatan Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

"Amar ma'ruf nahi munkar hari ini tidak cukup hanya ceramah moral, tapi juga harus mengajarkan disiplin, profesionalitas, dan perencanaan ilmiah," ucapnya.

Ulul Albab menyampaikan pesan yang sangat kuat: "Tragedi ini adalah momentum kebangkitan kesadaran kita. Bahwa amanah spiritual harus disertai amanah teknis. Jangan hanya pandai membangun menara, tapi lupa membangun pondasi yang kuat – baik secara fisik, moral, maupun profesional!"

Ia kembali menegaskan bahwa ICMI Jawa Timur akan terus mendorong sinergi antara pemerintah, ormas, dan masyarakat pesantren demi mewujudkan lingkungan pesantren yang aman dan nyaman bagi seluruh santri.

Sebagai informasi, data Basarnas Surabaya hingga Senin (06/10), Tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi 158 korban, 54 meninggal dunia.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Sidoarjo

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler