jatimnow.com - Di tengah riuhnya informasi, Pertamina Patra Niaga mengajak masyarakat untuk tidak mudah percaya pada berita yang beredar.
Belakangan ini, muncul berbagai informasi yang sengaja diputarbalikkan atau bahkan berita bohong (hoax) yang bertujuan untuk membuat resah masyarakat dan konsumen.
Pertamina menyayangkan tindakan tidak bertanggung jawab ini, yang tidak hanya mencoreng nama baik perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tetapi juga merugikan upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Baca juga: Pertamina Juanda "Terjun Langsung" Perangi Stunting di Sidoarjo
Untuk itu, Pertamina Patra Niaga merasa perlu untuk meluruskan berbagai informasi hoax yang beredar luas di media sosial dan platform daring lainnya. Berikut adalah klarifikasi atas beberapa hoax dan misinformasi yang perlu kamu ketahui:
1. Mitos Pengujian RON BBM dengan Alat Abal-Abal
Jangan percaya begitu saja pada hasil pengujian RON (Research Octane Number) BBM yang dilakukan dengan alat portabel! Pertamina menegaskan bahwa metode tersebut tidak bisa dijadikan acuan resmi untuk menentukan kualitas oktan BBM.
Pengujian RON BBM yang akurat harus dilakukan dengan mesin CFR (Cooperative Fuel Research Engine) sesuai standar internasional ASTM D2699.
Mesin CFR adalah satu-satunya alat yang diakui secara global untuk mengukur ketahanan bahan bakar terhadap knocking (detonasi) melalui proses pembakaran yang terkontrol dengan parameter suhu, tekanan, dan rasio kompresi yang ketat.
Pengujian dengan alat portabel Oktis-2 pada berbagai jenis BBM dari berbagai operator menunjukkan hasil yang tidak konsisten, bahkan ada yang melenceng jauh dari standar yang sebenarnya. Ini membuktikan bahwa alat tersebut tidak memiliki akurasi dan kepresisian yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Perlu diketahui juga bahwa alat ini memiliki pilihan sistem pengukuran USA dan RUS (Eropa). Di Eropa, standar yang digunakan adalah RON, sementara di Amerika Serikat adalah AKI (Anti Knocking Index), yang merupakan setengah dari penjumlahan RON dan MON.
Jadi, RON 98 (Eropa) setara dengan AKI 91–92 (USA). Alat Oktis-2 hanya mengukur sifat dielektrik (penghantaran listrik) bahan bakar, bukan RON, dan tidak ada korelasi antara keduanya.
Baca juga: Limbah Sisik Bandeng Jadi Gummy Sehat? Inovasi Siswi SMA Ini Didukung Pertamina
2. Pembatasan BBM? Hoax!
Informasi tentang pembatasan pengisian BBM hingga 7 hari untuk mobil dan 4 hari untuk motor, serta larangan bagi penunggak pajak kendaraan, adalah 100% hoax!
Penyaluran BBM, terutama BBM subsidi, tetap berjalan sesuai dengan ketentuan pemerintah agar lebih tepat sasaran dan transparan. Hal ini juga sudah dikonfirmasi oleh Kementerian ESDM.
3. Kebakaran SPBU karena Pembatasan BBM? Itu Video Lama!
Berita tentang kebakaran SPBU akibat kebijakan pembatasan BBM juga tidak benar. Video yang beredar adalah rekaman lama dari insiden kebakaran SPBU di Aceh pada tahun 2024. Jangan mudah percaya sebelum mengecek kebenarannya!
4. Video Viral Lumajang: Bukan Penggerudukan SPBU!
Baca juga: Foto: GasKU Primadona Pengemudi Taksi
Video viral yang menyebutkan masyarakat menggeruduk SPBU di Lumajang juga hoax. Kejadian sebenarnya adalah karnaval di Desa Sentul, Lumajang, pada Rabu, 17 September 2025. Karena hujan deras, penonton berdesakan berteduh di area SPBU yang sudah tutup sejak pukul 21.00 WIB.
Keributan yang terjadi disebabkan oleh pengaruh minuman keras, bukan karena layanan SPBU. Tidak ada penjarahan atau kerusakan, hanya sampah yang berserakan keesokan harinya.
Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, mengimbau masyarakat untuk lebih kritis dan waspada terhadap berbagai bentuk disinformasi yang beredar.
"Masyarakat harus hati-hati terhadap hoax seperti pembatasan pembelian BBM, pengujian RON yang tidak valid, dan rekrutmen fiktif yang mengatasnamakan Pertamina," tegas Roberth.
Pertamina Patra Niaga mengajak masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi melalui kanal resmi perusahaan, yaitu Pertamina Call Center 135 dan akun media sosial resmi Pertamina. Jangan biarkan hoax merajalela!