jatimnow.com – Yayasan Gang Sebelah bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menggelar diskusi publik bertajuk “Sastra: Ekosistem, Etika dan Aktivasi”, di Sualoka Hub, Kampung Kemasan, Gresik, Minggu (19/10/2025) malam.
Acara ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Yogi Ishabib (penulis, peneliti, dan Dosen Kajian Budaya Universitas Ciputra), Imam Muhtarom (sastrawan, dosen Sastra Universitas Singaperbangsa Karawang dan kurator Borobudur Writers & Cultural Festival), serta Dewi Musdalifah (sastrawan, pendidik, dan pembina Yayasan Gang Sebelah). Diskusi dipandu moderator Yusnita Larashati.
Di hadapan puluhan pegiat sastra, para narasumber membahas sejarah, perkembangan, hingga tantangan ekosistem sastra hari ini, termasuk soal minimnya minat generasi Z di Gresik terhadap kegiatan sastra luring.
Baca juga: Petrokimia Gresik Siap Lawan TNI AU di Grand Final Livoli Divisi Utama 2025
“Kerja kesenian itu tidak mudah dan kompleks. Karena itu, perlu mempererat kolaborasi semua pihak,” ujar Dewi Musdalifah.
Sementara itu, Yogi Ishabib menyinggung kembali esensi kesusastraan sebagai proses kreatif yang manusiawi.
“Praktik membaca dan menulis adalah kerja manusia. Kadang hasilnya bagus, kadang juga tidak, dan itu bagian dari proses,” ucapnya.
Adapun Imam Muhtarom menyoroti pentingnya keberlanjutan ekosistem literasi di Indonesia.
Baca juga: Turunkan Pemain Muda, Petrokimia Kembali Raih Kemenangan dari TNI AU Electric
“Tradisi tulis kita sebenarnya masih muda. Karena itu perlu kerja bersama untuk memperkuat fondasinya,” tegasnya.
Ketua Yayasan Gang Sebelah, Hidayatul Nikmah, menjelaskan bahwa diskusi ini merupakan rangkaian kegiatan dua hari bertema Sapa Sastra, yang sebelumnya diawali dengan FGD berisi 30 peserta.
“Rumusan dari FGD itulah yang kemudian diperdalam malam ini bersama narasumber,” jelasnya.
Dari hasil rangkaian kegiatan, panitia mencatat beberapa catatan penting, antara lain minimnya event sastra di Gresik, ketiadaan penerbit lokal yang konsisten menerbitkan buku sastra, serta kecenderungan gen Z lebih aktif di ranah digital ketimbang kegiatan sastra konvensional.
Baca juga: Petrokimia Lolos Grand Final Livoli Divisi Utama Usai Kalahkan Bank Jatim
“Harapan kami, sastra di Gresik bisa diperkuat dari hulu ke hilir. Setelah ini, masukan akan kami sampaikan ke dinas terkait,” tambah Irfan Akbar, perwakilan Yayasan Gang Sebelah.
Salah satu peserta, Quni Qurota (25), mengaku senang dengan terselenggaranya acara tersebut.
“Jarang sekali ada kegiatan seperti ini di Gresik. Saya sangat senang bisa terlibat,” ucapnya.