jatimnow.com-Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo meminta pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk lebih terbuka dan transparan dalam menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Selama ini para pengelola cenderung tertutup dan tidak tranparan dengan pihak pemerintah. Peristiwa keracunan menu MBG yang terjadi beberapa waktu lalu diharapkan menjadi pelajaran bagi pengelola SPPG untuk lebih aktif berkoordinasi.
Menurut Gatut, keterbukaan dan komunikasi lintas sektor menjadi kunci agar kejadian serupa tidak terulang. Pengelola SPPG harus terus berkomunikasi dengan Camat, Kapolsek dan Danramil serta tokoh masyarakat yang terkait pelaksanaan MBG. Semua pihak perlu bekerja sama untuk memastikan program ini berjalan aman dan sesuai tujuan.
"Setiap pelaksana program di lapangan wajib berkoordinasi dengan unsur pemerintahan daerah dan aparat keamanan di wilayah masing-masing," ujarnya, Selasa (21/10/2025)
Baca juga: Puluhan Penari di Tulungagung Belajar Gadrung Marsan
Pihaknya menyoroti laporan adanya pembatasan akses bagi camat untuk memantau dapur SPPG. Menurutnya, langkah itu tidak sejalan dengan prinsip keterbukaan publik. Gatut meminta jajaran terkait memperketat pengawasan terhadap standar higienitas dan kualitas bahan makanan sebelum didistribusikan ke siswa.
Baca juga: Ratusan Peserta Meriahkan Festival Olahraga Tradisional di Tulunggagung
"Tidak boleh ada larangan bagi pejabat daerah untuk mengecek pelaksanaan program pemerintah. Semua ini untuk kebaikan bersama," tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh anggota DPRD Tulungagung dari Fraksi Golkar, Asrori. Menurutnya pelaksanaan MBG perlu disempurnakan agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat. Asrori menyoroti sejumlah keluhan dari publik terkait mutu makanan yang disajikan. Pihaknya berencana melakukan inspeksi mendadak ke dapur penyedia MBG untuk memastikan proses pengolahan makanan sesuai standar kesehatan.
Baca juga: Siswa TK di Tulungagung Tewas Tertabrak Saat Hendak Berangkat Sekolah
"Banyak masukan dari masyarakat, terutama dari media sosial bahwa menu MBG kurang sesuai dengan anggaran yang tersedia. Ada buah yang kecil dan lauk yang kurang layak," pungkasnya.