Upaya Pertamina “Menjahit” Batik Leles dari Gang Sempit ke Pasar Global

Kamis, 30 Okt 2025 19:45 WIB
Reporter :
Sahlul Fahmi
Kerajinan Batik Leles Pekauman Gresik yang memanfaatkan bahan kain perca menjadi mitra binaan PT Pertamina Lubricants Pruduction Unit Gresik. (Foto: Sahlul Fahmi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Sandang atau pakaian adalah satu dari tiga kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusia. Dua kebutuhan pokok lainnya adalah pangan yakni kebutuhan akan makananan dan minuman, serta papan yakni kebutuhan hunian tempat tinggal.

Bicara mengenai pakaian, fungsi awalnya hanya sebagai penutup tubuh untuk melindungi diri dari lingkungan serta kondisi alam agar manusia merasa aman dan nyaman. Pada zaman purba, jauh sebelum teknologi modern tercipta, manusia memanfaatkan kulit hewan hasil buruan sebagai pakaian.

Seiring perkembangan teknologi, industri pakaian turut berinovasi. Unsur-unsur kenyamanan mulai dipertimbangkan agar pakaian lebih nyaman digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Saat kita berada di kawasan pegunungan, kita lebih membutuhkan pakaian berbahan tebal atau material yang mampu melindungi tubuh dari suhu dingin.

Baca juga: Dirut Pertamina Turun Langsung Tinjau SPBU, Jamin Kualitas BBM di Jatim

Hal tersebut berbalik saat kita berada di kawasan pantai atau laut tropis apalagi yang berada disekitar garis khatulistiwa yang dikenal memiliki suhu cukup panas. Disini kita lebih membutuhkan pakaian berbahan tipis dan lembut yang memiliki daya serap tinggi.

Kini pakaian telah berfungsi lebih dari sekedar penutup tubuh agar aman dan nyaman. Keberadaanya telah menjadi bagian dari gaya hidup. Dari pakaian, orang bisa jadi lebih percaya diri, terlihat lebih menarik. Bahkan bagi sebagian orang atau kelompok, pakaian telah menjadi simbol atau identitas. Pakaian dengan brand-brand ternama seakan menjadi simbol kemewahan, sementara seragam pelajar atau seragam pegawai bisa menjadi identitas sekolah atau instansi.

Dengan kondisi itu telah menjadikan pakaian sebagai industri yang membentuk mata rantai ekonomi. Dimulai dari petani kapas, pemintalan benang dan tenun kain, pengusaha konveksi, perusahaan garmen, hingga penjahit-penjahit UMKM seperti yang banyak ditemui di Kelurahan Pekauman, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Petugas dari Pertamina Lubricants foto bersama kader Batik Leles di Balai RW 002 Pekauman, Kecamatan/Kabupaten Gresik, yang menjadi ruang kerajinan Batik Leles. (Foto: Sahlul Fahmi/jatimnow.com)

Di gang-gang sempit di perkampungan tersebut terdapat banyak penjahit-penjahit UMKM yang setiap harinya memproduksi aneka ragam pakaian. Usaha yang telah dilakukan secara turun temurun itu telah berlangsung puluhan tahun. Karena banyaknya penjahit, setiap hari di kawasan tersebut terdapat banyak potongan kain perca.

Sebelum ada Kelompok Program Kampung Iklim (ProKlim) bernama Kangraji Kuat di kelurahan Pekauman, kain-kain perca tersebut hanya menjadi limbah tak bernilai sehingga dibuang begitu saja. Permasalahan ini lantas menjadi topik diskusi para kader ProKlim Kangraji Kuat untuk mencari solusi agar kain perca agar punya nilai ekonomi.

Kelompok ProKlim Kangraji Kuat, yang berarti Kampung Kerajinan, Kompetitif, Unggul, Agamis dan Terampil, adalah kelompok ProKlim di Kelurahaan Pekauman, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, merupakan mitra binaan PT Pertamina Lubricants, Production Unit Gresik.

ProKlim Kangraji Kuat terpilih karena di kawasan tersebut memiliki sumber daya manusia yang terampil. Masyarakat disana juga dikenal guyub rukun dan aktif melakukan kegiatan kemasyarakatan. Selain itu mereka juga memiliki nilai plus untuk mengikuti ProKlim, yakni kerajinan Batik Leles yang memanfaatkan bahan dari kain perca.

Kangraji Kuat memiliki beragam kegiatan yang berhubungan dengan ketahanan masyarakat terhadap dampak dan perubahan iklim dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca seperti melakukan pengolahan sampah dan sebagainya untuk tujuan meningkatkan kesejahteraan melalui upaya lingkungan yang berkelanjutan.

“Kebetulan di ProKlim Kangraji Kuat ada bank sampah. Disitu kami punya program sedekah sampah dari masyarakat. Kami menerima sedekah sampah berbahan plastik, kertas, kardus, termasuk kain perca dari para penjahit konveksi. Kain perca inilah yang kami inovasikan menjadi kerajinan Batik Leles,” kata Ketua ProKlim Kangraji Kuat, Lailatul Chusniyah, Rabu (29/10/2025).

Perempuan yang biasa disapa Nia, itu menambahkan jika para penjahit di Pekauman banyak yang mengerjakan pesanan pakaian batik dari instansi maupun perorangan. Karena itulah limbah kain perca yang ada kebanyakan bermotif batik.

“Sedang kata Leles berarti mengumpulkan. Kain perca yang dijadikan bahan Batik Leles berasal dari sisa-sisa potongan kain yang kami kumpulkan dari para penjahit,” terangnya.

Kader Batik Leles sedang menjahit kain perca. (Foto: Sahlul Fahmi/jatimnow.com)

Setelah berkoordinasi dengan manajemen Pertamina Lubricants selaku pembinanya, pada tahun 2022 kelompok ProKlim Kangraji Kuat resmi membentuk tim Batik Leles yang diketuai Aminatus Solichah. Dari situ para kader kemudian mencoba mengeksplorasi, berkreasi dan berinovasi menjadikan kain perca sebagai produk fungsional dengan sentuhan estetik dan tetap mengusung spirit budaya lokal.

Baca juga: Kata Pakar ITS soal Penyebab Motor Brebet Setelah Isi Pertalite

“Kalau untuk bentuk jadinya ada kemeja laki-laki, baju perempuan, baju anak, baju bayi, slendang, tas, taplak meja, cover lemari es, aneka macam souvenir dan lain-lain,” jelas Icha, panggilan akrab Aminatus Solichah.

\

Sejak tahun 2022 Pertamina Lubricants mendukung penuh saat Batik Leles mempersiapkan diri mengikuti ProKlim Kategori Utama yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Alhamdulillah, saat ini kami sudah terverifikasi sebagai ProKlim Kategori Utama,” ucapnya.

Melihat semangat yang dimiliki para kader Batik Leles yang mayoritas adalah ibu-ibu rumah tangga RW 002 Pekauman, Pertamina Lubricants semakin meningkatkan dukungan dalam mewujudkan mimpi para kader Batik Leles untuk menciptakan produk-produk kerajinan berkualitas yang bisa diserap pasar.

Guna meningkatkan kapasitas produksi Batik Leles, Pertamina Lubricants memberi bantuan berupa 3 unit mesin jahit elektrik portable. Packaging juga menjadi perhatian Pertamina Lubricants agar produk-produk Batik Leles terlihat lebih bernilai. Bahkan untuk mengembangkan kreativitas sumber daya manusia, Pertamina Lubricants menggelar Pelatihan Desain Batik Leles dengan menghadirkan Zie Susilo, desainer fashion sekaligus pemilik brand fashion Azziera Attire.

Pertamina Lubricants juga membantu memperkenalkan produk-produk Batik Leles dan UMKM mitra binaan lainnya untuk mengikuti event-event pameran di mall atau tempat lain. Hal ini sebagai langkah untuk mengembangkan sisi bisnis bagi UMKM mitra binaan.

Bahkan Pertamina Lubricants juga memberi bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) off-grid sebanyak 12 panel berkapasitas 6400 Wp, lengkap dengan baterai dan inverter. Dengan adanya PLTS di Balai RW 002 Kelurahan Pekauman, diharapkan kader Batik Leles lebih termotivasi dan lebih produktif lagi dalam berkarya. Begitupun dengan warga yang melakukan kegiatan kemasyarakatan di balai tersebut kini tidak lagi terkendala dan terbeban terkait permasalahan kelistrikan.

Ketua ProKlim Kangraji Kuat Lailatul Chusniyah dan Ketua Batik Leles Aminatus Solichah mendapat arahan dari petugas Pertamina Lubricants yang melakukan pemasangan panel PLTS. (Foto: Sahlul Fahmi/jatimnow.com)

Manager Production Unit Gresik Pertamina Lubricants, Setyo Nugroho, menjelaskan jika dukungan besar pihaknya kepada Batik Leles yang berada di sekitar wilayah kerjanya menjadi bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR). Ia menilai Batik Leles telah berhasil menerapkan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dengan meminimalisir limbah yang bisa berdampak negatif bagi lingkungan.

“Keberadaan Batik Leles menjadi bagian dari kampanye kami yang sejalan dan selaras dengan program pemerintah terkait sustainable energy atau energi yang berkelanjutan. Dalam produksinya, Batik Leles menggunakan recycle material, yakni mendaur ulang bahan yang tidak terpakai lagi seperti kain perca untuk kemudian dijadikan produk yang memiliki nilai ekonomi dan budaya,” ucap Setyo Nugroho.

Baca juga: Respons Keluhan Motor Brebet Diduga Akibat Pertalite, Polisi Sidak SPBU di Kota Kediri

Setyo melanjutkan bahwa Pertamina Lubricants sangat mendukung kebijakan-kebijakan dalam pencegahan global warming atau pemanasan global. Salah satu bentuk komitmen tersebut ditunjukkan Pertamina Lubricants dengan memberikan bantuan PLTS di Balai RW 002 Pekauman, yang juga menjadi ruang kerja bagi para kader Batik Leles.

Petugas dari Pertamina Lubricants melakukan pengecekan inverter dan baterai PLTS di Balai RW 002 Kelurahan Pekauman, Gresik, yang menjadi ruang kerajinan Batik Leles. (Foto: Sahlul Fahmi/jatimnow.com)

“PTLS ini menggunakan energi matahari sehingga sumber energi yang dihasilkan itu bersih dan tidak menimbulkan emisi gas buang, sehingga tidak memberikan pengaruh kepada global warming. Dan itu adalah kampanye yang terus kita kerjakan,” tegasnya.

Setyo menambahkan bantuan Pertamina Lubricants kepada Batik Leles tidak hanya bersifat sarana dan prasarananya saja. Lebih dari itu, pihaknya juga membantu meningkatkan knowledge atau kemampuan sumber daya manusianya. Hal itu telah dilakukan dengan memberikan edukasi mengenai packaging dan menggelar pelatihan desain batik. Ke depan pihaknya juga ingin membekali Batik Leles dengan pengetahuan dibidang marketing digital yang meliputi media sosial, e-commerce hingga website.

“Pertamina Lubricants juga memanfaatkan marketing digital. Nah, ini akan kita tularkan kepada Batik Leles supaya produk-produknya nanti bisa menjangkau pasar global. Semoga kehadiran Pertamina Lubricants bisa memberikan manfaat bagi masyarakat,” pungkas Setyo.

Produk Batik Leles beserta produk UMKM lain yang menjadi mitra binaan Pertamina Lubricants saat mengikuti pameran produk UMKM di Gressmall Gresik. (Foto: Sahlul Fahmi/jatimnow.com)

Mewakili warganya, Lurah Pekauman, Agus Hariyono, menyampaikan rasa terima kasih kepada Pertamina Lubricants. Ia menilai Pertamina Lubricants telah banyak membantu warganya melalui ProKlim Kangraji Kuat dan komunitas Batik Leles mulai dari bantuan peralatan dan perlengkapan jahit, packaging produk, pelatihan desain, PLTS serta kegiatan-kegiatan lain yang telah membuat Kelurahan Pekauman menjadi lebih maju.

“Berkat bantuan dari Pertamina Lubricants, Batik Leles kini semakin berkembang baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Saya  berharap dengan Batik Leles lingkungan kami semakin lestari, begitupun dengan ekonominya semakin berkah,” harap Agus Hariyono.

Tags :
Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Gresik

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler