Anomali Cuaca Ekstrem, DPRD Surabaya: Mitigasi Harus Ketat

Jumat, 21 Nov 2025 02:05 WIB
Reporter :
jatimnow.com
Yona Bagus saat meninjau tampungan air (dok.jatimnow.com)

jatimnow.com - Pemkot Surabaya diminta menigkatkan mitigasi bencana. Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko mengatakan, anomali cuaca dalam beberapa pekan membuat cuaca Kota Pahlawan tak menentu.

Menurutnya, kesiapsiagaan tidak boleh hanya bertumpu pada BPBD di tingkat kota, tetapi harus diperkuat sampai kecamatan dan kelurahan sebagai garda terdepan.

“Anomali cuaca tahun ini membuat pola hujan tidak stabil. Karena itu mitigasi harus ketat. Tidak bisa hanya mengandalkan BPBD di pusat, tapi harus sampai ke kecamatan dan kelurahan,” ujar Yona, Kamis (20/11/2025).

Baca juga: PSI Surabaya Rayakan HUT ke-11 dengan Doa dan Tumpengan

Intensitas hujan yang makin tidak menentu, ditambah potensi angin kencang, banjir, dan pohon tumbang, menuntut perangkat wilayah meningkatkan patroli dan pemetaan titik rawan. 

Dia meminta lurah dan camat memastikan seluruh saluran lingkungan bersih agar gangguan air bisa diminimalkan sejak awal.

"Yang paling dekat dengan warga adalah kelurahan dan kecamatan. Respons awal itu sangat menentukan, terutama pada menit-menit pertama ketika hujan ekstrem turun,” tegasnya.

Wakil Ketua DPC Gerindra Surabaya itu juga mengingatkan perlunya memastikan peralatan mitigasi tersedia di setiap kelurahan. 

Mulai pompa portabel, gergaji mesin, lampu darurat hingga pelampung harus siap digunakan tanpa menunggu bantuan turun dari BPBD.

“Respons cepat di lapangan itu kuncinya. Kelurahan harus punya peralatan dasar untuk menangani kejadian awal sebelum bantuan besar datang,” imbuh dia.

Baca juga: Gerak Cepat PSI Surabaya, Bentuk Pengurus DPC dan Dialog Bersama KPU

Ditambah edukasi masif kepada warga melalui RT/RW. Menurut dia, masyarakat harus memahami langkah aman saat hujan lebat, lokasi titik kumpul, serta cara melapor melalui Command Center 112.

\

“Informasi yang cepat menyelamatkan nyawa. Edukasi warga itu bagian dari mitigasi paling efektif,” katanya.

Selain itu, ia juga prihatin tentang kondisi Command Center Surabaya yang mengalami kendala teknis. 

Sebanyak 31 TV monitor yang mengcover 124 titik CCTV dilaporkan mati, sehingga ruang kendali kehilangan kemampuan memantau berbagai lokasi vital kota secara real time.

Dia menilai kondisi ini sangat berbahaya, terutama pada periode cuaca ekstrem ketika operator Command Center membutuhkan visual penuh untuk mendeteksi banjir mendadak, pohon tumbang, hingga gangguan lalu lintas.

Baca juga: Gerindra Surabaya: Gen Z Harus Jadi Agen Perubahan Era Disrupsi

“Monitor yang mati itu harus segera diganti. Operator Command Center perlu melihat seluruh titik vital supaya BPBD bisa cepat antisipasi ketika situasi darurat terjadi,” ujar Cak Yebe yang jago main domino ini. 

Sistem kendali kota seharusnya menjadi tulang punggung mitigasi modern. Jika perangkat kunci justru tidak berfungsi optimal, maka kecepatan respons dalam penanganan bencana bisa terhambat dan berpotensi menimbulkan risiko tambahan bagi warga.

Sebagai langkah lanjutan, Komisi A memastikan akan memanggil dinas terkait untuk mengevaluasi kesiapan peralatan mitigasi, termasuk perbaikan Command Center. Dia berharap seluruh perangkat dapat sigap sebelum puncak musim hujan benar-benar tiba.

"Kami tidak ingin ada kelalaian teknis yang berujung pada lambatnya respons bencana. Semua perangkat, termasuk Command Center, harus bekerja 100 persen karena keselamatan warga adalah prioritas utama,” tutup dia.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Surabaya

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler